Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Duta BPJS Gorontalo Dapat Gratifikasi Rp 100 Juta Dibungkus Kue Ulang Tahun

Kompas.com - 10/12/2022, 10:55 WIB
Syakirun Ni'am,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Provinsi cabang Gorontalo, Olivia Sampouw, mengaku pernah dikirimi uang dugaan gratifikasi Rp 100 juta yang dibungkus di dalam kue ulang tahun.

Menurut Olivia, uang tersebut diantarkan secara langsung ke rumahnya. Selang 12 jam setelah penerimaan uang itu, ia kemudian melaporkan adanya dugaan gratifikasi ke kantornya.

“Betul Rp 100 juta yang dibungkus di kue ulang tahun,” kata Olivia dalam konferensi pers pada rangkaian acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta Selatan, Jumat (9/12/2022).

Baca juga: Maruf Amin: Korupsi Musuh Utama, Penegakan Hukum Tak Boleh Tumpul

Sebagai informasi, Olivia merupakan salah satu sosok inspiratif yang mendapatkan penghargaan dari KPK karena melaporkan dugaan gratifikasi yang diterima. Penghargaan diberikan pada peringatan Hakordia 2022.

Olivia mengaku, selama 12 tahun bekerja di sebagai Duta BPJS, ia baru pertama kali menerima gratifikasi. Uang tersebut diberikan oleh salah satu klinik di Gorontalo terkait proses klaim BPJS.

Pihak pemberi, kata Olivia, bekerja di dua fasilitas pelayanan kesehatan, yakni rumah sakit dan klinik.

“Dia merujuk pasien-pasien di rumah sakit A dia cuma men-screening, cuma memeriksa pasien, sedangkan di klinik B dia melakukan operasi,” tutur Olivia.

Baca juga: Hakordia 2022: Bagaimana Harusnya Hukum Berjalan Ketika 2 Hakim Agung Terjerat Kasus Korupsi?

Melihat perbuatan tersebut, pihak BPJS Cabang Gorontalo kemudian menunda pencairan klaim BPJS yang bersangkutan selama tiga bulan.

Penundaan dilakukan untuk melakukan verifikasi. Persoalan praktik di dua fasilitas kesehatan itu dibahas hingga di tingkat provinsi bersma tim kendali mutu dan biaya serta tim verifikator.

Pihak BPJS Cabang Gorontalo kemudian mencairkan klaim BPJS klinik tersebut.

“Pada saat kami akan membayar beliau juga ternyata punya keinginan untuk mengucap terima kasih kepada kami. Tapi, hal ini sangat salah di mana memberikan gratifikasi kepada kami,” ujarnya.

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK Sugiarto mengatakan, gratifikasi ada yang dianggap suap dan tidak.

Baca juga: Hakordia 2022: Aparat Penegak Hukum di Pusaran Kasus Korupsi

Pegawai negeri ataupun penyelenggara negara yang menerima gratifikasi wajib melaporkan dugaan gratifikasi terindikasi suap kepada KPK. Mereka memiliki waktu 30 hari kerja.

Menurut Sugiarto, ketika penerima gratifikasi tersebut melaporkan hadiah yang diterima kepada KPK, maka ia mendapatkan pemaaf, sesuai dengan Pasal 12 C Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Ketika penerima gratifikasi tersebut melaporkan sendiri kepada KPK, penerimaan hadiah itu akan masuk dalam aspek pencegahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com