JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman angkat bicara perihal namanya yang dianggap cocok menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Ah itu kan lain, saya sih, ya, tergantung (bergantung) Yang Maha Kuasalah," kata Dudung setelah memberikan sambutan dalam acara Pelatihan Teknis Percepatan Penurunan Stunting bagi Fasilitator Kodim Tahun 2022 bersama BKKBN di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Ketika ditanya perihal ketertarikannya menjadi Ketua Umum PSSI, Dudung menegaskan bahwa dia sama sekali tak bermimpi untuk menjadi orang nomor satu di federasi sepak bola nasional.
"Kalau minat, saya bermimpi pun tidak," ujar dia.
Baca juga: Soal Isu Maju Jadi Ketua PSSI, Erick Thohir: Nanti Kita Lihat Saja
Dikutip dari Tribunnews.com, politisi Partai Gerindra Sodik Mudjahid menyebut Dudung cocok menjadi calon Ketua Umum PSSI. Hal ini berangkat dari kesuksesan Dudung dalam menggelar Liga Santri Piala KSAD.
Sodik menyampaikan hal ini berkaitan dengan langkah PSSI yang mulai menyiapkan Kongres Luar Biasa (KLB) beragenda pemilihan ketua umum.
“TNI mempunyai budaya diklat sistematis, terukur dan berprestasi serta mempunyai budaya kompetisi yang sehat dan fair. Karena itu orang dengan latar belakang TNI, aplagi TNI modern masa kini, seperti jendral Dudung dkk saya pikir tepat untuk memimpin PSSI,” kata Sodik.
Menurut dia, sepak bola sebagai salah satu elemen untuk meningatkan persatuan bangsa bukan sebaliknya, menjadi bibit perpecahan dan konflik.
Baca juga: Erick Thohir: Gosip Saya Manuver Jadi Ketum PSSI Asumsi Terlalu Dini
Dia mengungkapkan, sepak bola merupakan kegiatan yang multidimensi.
Ada budaya, fanatisme, wisata, industri, entertainment, international regulation and network, target, prestasi, kehormatan, klub, Timnas, sponsorship, fan, keamanan, kompetisi, dan lain-lain.
“Dengan itu maka memerlukan kepemimpinan yang berkelas dan berkualitas tinggi. Banyak faktor menentukan prestasi tapi yang penting kelancaran kompetisi serta proses diklat,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.