JAKARTA, KOMPAS.com - Cerita pilu kembali datang dari keluarga korban gagal ginjal akut. Ibu korban gagal ginjal akut, Desi mengungkapkan, anaknya yang bernama Sheena (4) harus dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo akibat keracunan obat sirup mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Bahkan, Sheena sudah dirawat hampir tiga bulan lamanya sejak tanggal 10 September 2022 hingga kini, Rabu (30/11/2022).
"Sampai saat ini anak saya masih dirawat di RSCM, keadaannya sadar tapi belum respons. Anak saya masuk RSCM tanggal 10 September sudah hampir 3 bulan," ucap Desi dalam konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Baca juga: Kuasa Hukum: Sidang Perdana Korban Gagal Ginjal Digelar 13 Desember
Dengan berat hati Desi bercerita, awalnya Sheena hanya mengalami batuk, pilek, dan demam hingga 40 derajat celsius. Hal ini membuat Desi membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pengobatan.
Sesampainya di rumah sakit, dokter meresepkan obat parasetamol sirup yang terkontaminasi EG dan DEG. Selang dua hari mengonsumsi obat tersebut, Sheena muntah dan sulit buang air kecil.
"Bangun tidur bilang mau pipis, dia bilang, "Bunda, aku mau pipis,". Tapi enggak bisa keluar. Itu tengah malam, malam jumat. Saya tunggu sampai besok pagi belum pipis, masih muntah," ungkap Desi.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Kuasa Hukum Korban Anggap BPOM Gagal Lakukan Pencegahan
Keesokan harinya, Desi kembali membawanya ke rumah sakit yang sama. Dokter mengatakan bahwa Sheena harus dirawat karena air seninya tidak keluar dan kadar kreatininnya tinggi usai dilakukan pengecekan darah.
Kemudian, ia dirujuk ke RSCM pada malam minggu. Mulanya, Sheena masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) kemudian dipindahkan ke Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kala itu, Sheena sempat melakukan cuci darah empat kali.
Selang dua hari kemudian, Sheena dipindahkan ke ruang perawatan.
"Masuk RSCM masih komunikasi bercerita dan tanya-tanya. Dua hari di PICU tanpa (alat) apapun, dia naik ke lantai perawatan, masih cuci darah," beber Desi.
Baca juga: Bandingkan dengan Kasus Polio, Keluarga Korban Pertanyakan soal Status KLB Gagal Ginjal Akut
Sayangnya empat hari kemudian, Sheena harus kembali masuk PICU dan dipasang ventilator. Dokter lantas menjelaskan bahwa Sheena koma, terjadi pendarahan hebat, dan mengalami kejang-kejang.
Dokter menyebut bahwa keadaan Sheena berat dan sulit kembali seperti semula.
"Saya diizinkan melihat anak saya. Di situ saya lihat anak saya mengeluarkan darah dari mulut, hidung, dan sangat kejang-kejang. Bagaimana hancurnya, ternyata dokter bilang Sheena pendarahan melalui mulut, hidung, dan lambungnya," katanya terisak.
Karena mengalami pendarahan di lambung, Sheena pun sulit mengonsumsi makanan. Setelah dirawat hampir sebulan, berat badannya turun hanya tinggal kulit dan tulang. Mata terbuka tapi tak bisa melihat.
Seiring berjalannya waktu, tangan Sheena mulai kembali bergerak. Setelah hampir 2 bulan di PICU, Sheena kembali dibawa ke ruang perawatan.