JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang dari dua tahun menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menyampaikan beragam pesan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi tahun politik.
Saat membuka acara Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Pontianak, Selasa (29/11/2022) kemarin, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk menjaga stabilitas politik dan menghindari gesekan.
"Saya titip, saya titip saya titip, kita semuanya menjaga stabilitas politik. Setuju? Jangan sampai ada yang gesekan. Hindari, jangan sampai ada yang benturan. Hindari, jangan sampai ada yang apalagi mengadu domba. Hati-hati sekali lagi," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, komitmen menjaga stabilitas politik dibutuhkan karena Indonesia adalah negara yang beragam dengan terdiri dari 714 suku bangsa.
"Jangan sampai ada gesekan di tahun politik. Semuanya harus menjaga stabilitas keamanan. Negara ini harus aman. Setuju? Sehingga pemerintah bisa menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita semuanya," ujarnya.
Baca juga: Sederet Kode Jokowi soal Calon Pemimpin hingga Sinyal Dukungan untuk Ganjar dan Prabowo
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan bahwa pemimpin di masa depan harus menyadari arti penting keberagaman masyarakat Indonesia.
Menurut Jokowi, para pemimpin harus menyadari itu karena keberagaman bangsa Indonesia adalah sebuah kekayaan.
"Yang paling penting pemimpin Indonesia sekarang, ke depan dan ke depannya lagi, siapapun harus menyadari bahwa Indonesia ini beragam, harus sadar mengenai keberagaman Indonesia yang berbeda-beda, yang beragam," katanya.
Tak hanya para pemimpin, Jokowi mengatakan bahwa masyarakat juga harus memahami keberagaman yang dimiliki Indonesia agar menjadikannya sebagai kekuatan, bukan kelemahan.
"Perbedaan itu bukan memecah belah. Perbedaan itu adalah kekuatan, perbedaan itu bukan melemahkan, tetapi menguatkan. Jadi jangan sampai karena kita berbeda suku, berbeda sub suku, menjadi kelihatan pecah belah," ujar Jokowi.
"Justru karena kita berbeda-beda itulah menjadi sebuah kekuatan besar," kata mantan Wali Kota Solo itu menambahkan.
Baca juga: Survei Indopol: Rapor Kinerja Pemerintahan Jokowi-Maruf Trennya Negatif di Akhir Tahun
Jokowi bukan kali ini saja memberikan petuah-petuahnya mengenai apa yang harus dilakukan dalam menghadapi tahun politik.
Saat membuka Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada 21 November lalu, Jokowi juga berpesan kepada para tokoh yang maju sebagai calon presiden (capres) untuk menjaga situasi politik tetap tenang.
"Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas, situasi politik itu tetap adem kalau bisa. Kalau enggak bisa, paling banter ya anget (hangat) tapi jangan panas. Karena situasinya tidak normal. Hati-hati situasi dunia sedang tidak normal," kata Jokowi.
Ketika itu, ia mengingatkan bahwa sudah ada 14 negara yang saat ini meminta bantuan anggaran dari Dana Moneter Internasional (IMF).