Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denny Indra Sukmawan
Dosen

Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Mencari Pemimpin Pragmatis, Pluralis, dan Revisionis

Kompas.com - 30/11/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI ERA pasca-pandemi dan pra-resesi, Penulis menganggap Indonesia butuh pemimpin yang mampu menerjemahkan Pancasila dengan lebih pragmatis, pluralis, dan revisionis.

Jika pragmatisme melegitimasi pemimpin untuk lebih menekankan tindakan dan manfaat dalam pengambilan kebijakan.

Lalu pluralisme mendorong pemimpin untuk melihat ke dan mendengar dari semua. Bukan cuma kelompok mayoritas, apalagi segelintir elite.

Maka revisionisme menekankan pemimpin untuk terus bereksperimen dengan kebijakan dan kebijaksanaannya. Apakah kebijakan yang diambilnya benar-benar bermanfaat untuk semua? Atau sebaliknya?

Pragmatisme Joko Widodo

Di balik segala prestasi Presiden Joko Widodo hari ini, Penulis mengkategorikan beliau sebagai seorang pemimpin yang pragmatis, elitis, dan reformis.

Sisi pragmatis Presiden Jokowi terlihat dari kebijakan-kebijakan pembangunannya selama delapan tahun memimpin.

Pembangunan jalan tol, misalnya, dihitung-hitung di atas kertas, dampaknya bagi Indonesia sangatlah besar nanti. Biaya logistik, konektivitas antarwilayah dll, pun hanya beberapa dari banyak manfaat.

Sisi pragmatis juga terlihat dari kebijakan kontrol sipil atas TNI dan Polri. Secara tidak langsung, beliau menutup mata atas kehadiran purnawirawan, dan perwira aktif dalam kehidupan politik, sosial, dan ekonomi nasional.

Tentu dengan manfaat, stabilitas rezim hari ini sangat kuat di tengah potensi goncangan yang tergolong besar -Demonstrasi 212, Pandemi Covid-19.

Sayangnya, Presiden Jokowi adalah pemimpin pragmatis yang elitis. Beliau bukan pemimpin populis, apalagi pluralis.

Sisi elitis ini tercermin dari untuk siapa manfaat atas program-program pembangunan ini? Berat untuk mengklaim pembangunan jalan tol bermanfaat untuk semua (rakyat), setidaknya dalam konteks hari ini.

Jalan tol ramai menjelang mudik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru saja. Penikmat utama jalan tol adalah kelompok pengusaha di lingkaran kekuasaan. Mereka kontraktornya, mereka juga produsen barang dan jasa yang lewat di atasnya.

Lalu kontrol sipil pragmatis. Berat juga untuk mengklaim kebijakan ini bermanfaat bagi semua. Kontrol sipil seperti ini kontra produktif karena harga mahal stabilitas politik adalah represi terus menerus oleh aparat, disengaja atau tidak disengaja.

Beruntung Presiden Jokowi adalah seorang pragmatis yang reformis. Benar, menjadi reformis jauh lebih baik dibandingkan seorang konservatif yang menuntut status quo. Pasalnya mereka yang konservatif sangat antiterhadap perubahan, padahal dunia terus berubah.

Menjadi seorang pragmatis yang konservatif di tengah rivalitas Amerika Serikat-China, di tengah pandemi Covid-19, di tengah ancaman resesi ekonomi, sangat-sangat kontradiktif dengan pemikiran pragmatisme yang menekankan tindakan-manfaat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com