KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto bersama Menteri Pertahanan Nasional Republik Turkiye Hulusi Akar menandatangani atau meneken memorandum of understanding (MoU) kerja sama di bidang industri pertahanan.
Penandatanganan tersebut dilakukan setelah melaksanakan pertemuan bilateral RI–Turki yang digelar di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Dalam pertemuan bilateral RI-Turkiye yang dipimpin oleh Prabowo dan Menteri Luar Negeri T Turkiye H E Mevlut Cavusoglu tersebut juga ditandatangani tujuh MoU, termasuk industri pertahanan.
Adapun rincian tujuh MoU tersebut, pertama, kerja sama di bidang industri pertahanan. Kedua, kerja sama mengenai riset teknologi dan inovasi yang ditandatangani oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.
Baca juga: Inovasi Edukatif di 4 Kebun Raya, Belajar Menanam hingga Virtual Tour
Ketiga dan keempat, kerja sama di bidang lingkungan dan kehutanan yang ditandatangani oleh Menteri LHK Siti Nurbaya. Kelima, kerja sama di bidang pembangunan.
Keenam, kerja sama di bidang bus bertenaga listrik. Ketujuh, kerja sama dalam pengembangan Jalan Tol Trans Sumatera yang disaksikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono.
Prabowo menjelaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia–Turkiye terus berkembang semakin kuat.
Hal tersebut dibuktikan dari pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdo?an pada Senin (14/11/2022), yang juga akan mengumumkan kolaborasi tingkat baru dengan pembentukan dewan kerja sama strategis tingkat tinggi kedua negara.
Baca juga: Bertemu Menhan Turkiye, Prabowo Sampaikan Dukacita atas Peristiwa Bom di Istanbul
Kerja sama tersebut, kata Prabowo, merupakan tonggak penting dalam hubungan Indonesia-Turkiye sejak terjalinnya kemitraan strategis kedua negara pada 2012.
“Semakin majunya hubungan Indonesia–Turkiye tidak hanya akan semakin memantapkan fondasi kerja sama government to government (G to G), tetapi yang terpenting untuk meningkatkan hubungan dan persaudaraan antar negara kita,” jelasnya seperti yang dikutip dari Kemhan.go.id, Rabu (16/11/2022).
Menurut Prabowo, keberhasilan hubungan bilateral dapat diukur dari adanya kontribusi dalam memperkuat ikatan dan kemakmuran antara dua negara dan rakyatnya.
Ia mengatakan bahwa acara penandatanganan MoU tidak saja menghasilkan fondasi kuat dalam G to G, tetapi juga business to business (B to B).
Baca juga: Luhut Ngotot Sebut Kereta Cepat Tetap B to B Meski Pakai Uang Negara
“Kerja sama pada hari ini, Senin (14/11/2022), menunjukkan eratnya hubungan kedua negara dan kedalaman kerja sama bilateral Indonesia–Turkiye ,” imbuh Prabowo.
Ia meyakini, hubungan bilateral kedua negara mampu membawa hasil nyata yang bermanfaat bagi kemakmuran rakyat Indonesia dan Turkiye.
Seperti diketahui, MoU yang ditandatangani tersebut merupakan hasil dari proses selama tiga tahun.