Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Makna Gunungan atau Kayon dalam KTT G20, Simbol Harapan Keberlanjutan Nasib Dunia

Kompas.com - 11/11/2022, 18:47 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, I Wayan Adnyana mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20) memberikan harapan besar untuk seluruh bumi beserta isinya.

Tida hanya itu, kata dia, KTT G20 juga menjadi momentum sejarah yang besar demi keberlanjutan nasib dunia ke depannya. Hal ini tergambar dari hadirnya kayon dalam logo Presidensi G20 Indonesia.

Gunungan atau kayon juga menunjuk wujud gunung. Gunung merupakan sumber energi vulkanik, yang mampu menyuburkan alam dengan maha dahsyat,“ kata Adnyana melansir kemenparekraf.go.id, Selasa (8/11/2022).

Masyarakat Bali menyebutkan, gunungan dalam pewayangan adalah kayon. Kayon merupakan simbolik alam semesta dengan segala isinya yang juga berkonotasi dengan gunung melambangkan kelestarian alam, budaya, hingga ekonomi.

Kayon dalam logo Presidensi G20 Indonesia mewakili semangat dan optimisme masyarakat Indonesia, khususnya untuk pulih dari pandemi dan segera memasuki babak baru kehidupan.

Baca juga: Riset UI: Tamu Negara G20 Diprediksi akan Belanja hingga Rp 10 Triliun di Indonesia

Filosofi kayon menggambarkan simbol kehidupan di alam semesta, khususnya perpindahan waktu menuju babak baru.

Bentuk gunungan yang seperti segitiga adalah simbol dari purwa, madya, dan wasana, yakni siklus kehidupan dari awal sampai akhir.

Gunungan juga merupakan lambang pergantian lakon atau cerita tentang bagaimana manusia berjuang dan berusaha untuk mengubah jalan hidupnya.

Bentuk gunungan yang mengerucut ke atas bermakna bahwa segala daya dan upaya manusia diserahkan kepada Yang Maha Kuasa.

Kayon mewakili lambang alam di pewayangan. Bagi kepercayaan Hindu, secara makrokosmos gunungan yang diputar-putar sang dalang menggambarkan proses bercampurnya benda-benda menjadi satu dan terwujudlah alam beserta isinya.

Baca juga: Promosikan Presidensi G20, LPS Ingin Indonesia Jadi Pusat Perhatian Dunia

Benda-benda tersebut dinamakan Panca Mahabhuta sebagai unsur elemen atau zat dasar dari alam beserta isinya. Panca Mahabhuta, yaitu akasa, bayu, teja, apah, dan perthiwi.

Sumber dari Warta Hindu Dharma Nomor 527 November 2010, laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali yang ditulis I Made Sumarya menjelaskan, alam semesta disusun dari lima anasir dasar Panca Mahabhuta.

Akan tetapi, unsur yang paling dominan adalah perthiwi sehingga batu adalah padat. Air juga dianggap paling dominan anasir dasar panca. Matahari adalah teja, udara adalah akasa, dan sebagainya.

Sumarya menyebutkan, kandungan akasa yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk ruang menyebar.

“Kandungan bayu yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk gerak atau benda bergerak, kandungan apah yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk benda padat,” tulisnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com