Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pilpres 2024 Jatah Prabowo, PDI-P Anggap Pernyataan Jokowi Bukan Dukungan

Kompas.com - 09/11/2022, 13:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, PDI-P tidak menganggap ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jatah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bentuk dukungan.

"Capres-cawapres yang mendukung kan rakyat melalui dukungan 50 persen plus 1 dan harus tersebar di 20 provinsi," kata Hasto saat dihubungi, Rabu (9/11/2022).

Hasto mengaku ada di lokasi saat Jokowi menyatakan hal tersebut.

Baca juga: Pilpres 2024 Jatah Prabowo, Hasto Sebut Jokowi Ingin Bangun Harapan Sambut Pemilu

Ia menceritakan lagi bagaimana Jokowi memulai pidatonya kemudian berakhir pada ucapan soal jatah Prabowo.

"Saya tahu suasana kebatinan yang ada, itu kan namanya HUT Perindo, HUT Partai kan dalam suasana kegembiraan, dan kemudian Pak Jokowi menaungi dan tentunya parpol (partai politik) untuk saling memuji, saling membangun harapan dalam kontestasi menuju Pilpres 2024," kata dia.

Hasto mengatakan, Jokowi juga menyebutkan bagaimana dua Pilpres sebelumnya, yaitu Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 dia lalui.

Melalui dua pilpres itu, Jokowi mengalahkan Prabowo yang jadi lawan politiknya. 

"Pak Jokowi kemudian meminta maaf kepada Pak Prabowo karena menang dua kali, di situlah lalu Beliau bicara bahwa next itu adalah jatahnya Pak Prabowo," kata Hasto.

Oleh karena itu, Hasto menilai bahwa ucapan Jokowi kepada Prabowo adalah bentuk saling puji.

Baca juga: Umbar Sinyal Dukungan ke Figur Capres, Jokowi Dinilai Turun Kelas

Jokowi disebut ingin membangun suasana gembira dan penuh harapan jelang Pilpres 2024 demi berjalan lancarnya pelaksanaan kontestasi.

"Itu yang dilakukan Pak Jokowi, tetapi semua kita tahu bahwa untuk menjadi presiden itu rakyat yang menentukan," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto boleh jadi keluar sebagai pemenang pada Pilpres 2024, menyusul dirinya yang sudah dua kali memenangi pilpres.

Hal ini dilontarkan Jokowi ketika berbicara soal rekam jejaknya yang berkali-kali memenangi pemilihan umum dari tingkat kota hingga nasional dalam acara peringatan hari ulang tahun Partai Perindo.

"Tadi Pak Hary (Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesudibjo) menyampaikan, saya ini dua kali Wali Kota di Solo menang. Kemudian, ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian, dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo," kata Jokowi dalam sambutannya.

Baca juga: Jokowi Diminta Tahan Diri, Tak Umbar Sinyal Dukungan ke Figur Capres

Pernyataan ini lantas membuat hadirin tertawa lepas. Prabowo yang duduk di barisan terdepan pun berdiri dan memberi hormat ke arah Jokowi.

Jokowi lalu mengatakan, bisa jadi pada Pilpres 2024 justru Prabowo bakal keluar sebagai pemenang dan terpilih sebagai presiden.

"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ujar Jokowi disambut riuh tawa dan tepuk tangan hadiri.

Sementara itu, Prabowo terlihat kembali berdiri dan hormat ke arah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Nasional
Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Nasional
Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

Nasional
THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

Nasional
Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Nasional
Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com