Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Ketahanan Energi, Jokowi Luncurkan Program Bioetanol Tebu

Kompas.com - 05/11/2022, 20:23 WIB
Dwi NH,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi dapat berjalan sesuai rencana.

Program tersebut menargetkan peningkatan bioetanol dari 5 persen (E5) pada bahan bakar minyak (BBM), menjadi E10, E20, dan seterusnya.

Jokowi mengatakan, program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi diproyeksikan dapat menjadi solusi peningkatan jumlah produksi bioetanol nasional dari 40.000 kiloliter (kl) pada 2022 menjadi 1,2 juta kl pada 2030.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat meluncurkan program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi, Jumat (4/11/2022). Peresmian ini dilaksanakan di sela kunjungan kerja (kunker) Jokowi di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim).

Program tersebut, lanjut Jokowi, juga diharapkan menjadi potensi campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin. Menurut studi yang dilakukan di Brazil, diketahui bahwa energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barrel minyak mentah.

"Kalau tebu ini berhasil, kemudian biodiesel 30 persen (B30) sawit itu bisa ditingkatkan lagi. Ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita, Indonesia," ucap Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/11/2022).

Baca juga: Komitmen Jaga Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Sukses Temukan Cadangan Migas

Untuk diketahui, Indonesia terus menggenjot upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mengurangi impor BBM. Hal ini dilakukan setelah program pencampuran bahan bakar nabati B30 berhasil diterapkan.

Jokowi mengaku, pemerintah saat ini sedang menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar (Biofuel).

“Produk bioetanol merupakan salah satu produk turunan yang dihasilkan dari industri gula berbasis bahan baku tebu,” imbuhnya.

Baca juga: Jokowi Sebut Butuh Investasi Tak Sedikit untuk Tingkatkan Produktivitas Tebu

Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia pernah menjadi eksportir gula pada tahun 1800-an.

Namun, kata dia, Indonesia kini harus mengimpor gula dengan jumlah yang sangat besar, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri dalam negeri.

Oleh sebab itu, Jokowi menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian BUMN) untuk meningkatkan kualitas bibit tebu dengan varietas terbaik di dunia.

“Untuk mencapai target mandiri dalam ketahanan pangan termasuk tidak lagi mengimpor gula dari negara lain. Saya meminta para petani dan pabrik gula di Tanah Air bekerja sama dengan baik,” imbuhnya.

Selain petani, lanjut dia, juga harus ada pembaruan mesin yang ada di pabrik gula. Mesin tersebut perlu diganti dengan perkakas lebih modern dan menggunakan teknologi terkini.

"Jika kami bisa menyiapkan 700.000 hektare (ha), kami (Indonesia) bisa mandiri. Kami akan swasembada gula dalam lima tahun ke depan dan sekarang kita baru 180.000 ha," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi Optimistis Indonesia Swasembada Gula dalam 5 Tahun

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com