Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas" Ungkap Potensi PAN Ditinggal Pemilihnya, Sekjen: Bergantung Narasi dan Posisi Politik

Kompas.com - 28/10/2022, 17:51 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menilai wajar pemilihnya berpotensi bergeser memberi dukungan pada partai politik (parpol) lain.

Sebab, menurutnya, pemilih PAN merupakan pemilih yang rasional dan bergerak berdasarkan isu yang berkembang di masyarakat.

“Oleh karena itu di survei volatilitas (pergeseran) pemilih PAN relatif tinggi. Maka bergantung pada narasi, dan posisi politik kita,” ujar Eddy pada Kompas.com, Jumat (28/10/2022).

Baca juga: Survei Litbang Kompas Ungkap Potensi PAN Ditinggal Pemilihnya, Ini Respons Zulkifli Hasan

Ia mengatakan, pemilih PAN sangat bergantung pada bagaimana sikap PAN merespons berbagai keresahan publik.

“Misalnya soal bantuan sosial, masalah vaksin, sekarang soal penyakit ginjal akut,” ungkapnya.

Sementara itu, ia merasa, keputusan politik PAN bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tak mempengaruhi pergeseran pilihan pemilihnya.

Sebaliknya, menurut dia, keputusan itu justru membawa dampak positif karena memperkuat posisi politik PAN.

Baca juga: Lantik Pengurus PUAN Jakarta, Zulhas: Tidak Usah Ragu-ragu sama PAN

Eddy mengungkapkan, yang menjadi pekerjaan rumah bagi partainya adalah memberi pemahaman pada calon legislatif (caleg) PAN di daerah. Tujuannya, agar posisi politik PAN bersama KIB dipahami oleh seluruh kader di pusat hingga daerah.

“Pada akhirnya caleg kita menjadi ujung tombak dan corong PAN untuk mengomunikasikan posisi PAN pada konstituen,” tuturnya.

Hal itu menjadi penting karena selama ini para caleg PAN di daerah justru menjadi ujung tombak untuk mempertahankan dan mendatangkan konstituen.

“Kita lihat dari pemilu ke pemilu caleg-caleg PAN yang jadi basis kekuatan kita menarik suara konstituen,” ujarnya.

Baca juga: Golkar Undang PAN dan PPP Bahas Visi Misi KIB Malam Ini, Singgung soal Capres?

Diketahui, berdasarkan survei Litbang Kompas Oktober 2022 volatilitas PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) paling tinggi.

Artinya, pemilih dua parpol itu sangat mudah mengalihkan suaranya pada parpol lain.

Survei itu menunjukan volatilitas pemimpin PPP ada di angka 61,1 persen, dan pemilih PAN adalah 59,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com