Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Soal Pencapresan, Nasdem Ibarat Partai Hamil Tua dan PDI-P Hamil Muda

Kompas.com - 27/10/2022, 17:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyoroti proses pencapresan yang dipersiapkan oleh dua partai politik, yaitu Nasdem dan PDI-P.

Menurut dia, Nasdem dapat dianalogikan sebagai seorang ibu yang tengah hamil tua. Namun, bayi yang dilahirkannya prematur.

"Bisa bayangkan, hamil tua, tapi sudah mencapreskan tiga orang, Ganjar, Anies, Andika. Itu tetapi sudah hamil tua, ndilalah, jebul (ternyata) lahirnya prematur. Rencana pencapresan di bulan November, tetapi dimajukan di bulan Oktober bahkan seblum Anies selesai di DKI," kata Ari dalam diskusi Para Syndicate bertemakan "PDI-P Vs Nasdem: Ojo Dibandingke?" di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Baca juga: Pengamat Sebut Pilpres 2024 Jadi Ajang Pertarungan Tiga King Maker

Sementara itu, PDI-P dianalogikan sebagai seorang ibu yang hamil muda.

Oleh karena itu, PDI-P dinilai terkesan hati-hati dalam menentukan capres. Adapun PDI-P hingga kini belum mengumumkan sosok yang akan dicalonkan dalam Pilpres 2024.

"Tapi bagi PDI-P itu urusan capres dan cawapres itu tidak kemudian muncul dari proses hiruk pikuk deklarasi, tidak jelas, banyak kepentingan masuk. Jadi masih sangat cair," ujar dia.

"Jadi proses pencapresan, lahirnya bayi itu tidak bisa proses hiruk pikuk. Ini kan kalau lahiran, enggak bisa, brojol di jalan tiba-tiba," kata dia.

Di sisi lain, menurut dia, bagi Nasdem, pengumuman capres merupakan sebuah momentum yang harus disegerakan.

Adapun Nasdem telah mendeklarasikan Anies sebagai capres yang diusung pada Pilpres 2024.

"Bagi Nasdem itu adalah momentum politik, ketika Anies sebelum selesai gubernur, dia harus dicapreskan. Itu momentum politik, betul juga," ujar Ari.

Akan tetapi, ini menilai perbedaan di antara dua partai ini merupakan hal wajar. Kebijakan kedua partai itu mencerminkan sikap masing-masing pemimpinnya.

Baca juga: Elektabilitas Anies Meningkat, Nasdem: Merepresentasikan Keinginan Orang Non-parpol

"Kenapa begitu? Ada kepemimpinan partai yang berbeda. Kalau Nasdem dari Surya Paloh hegemoni progresif, jadi nampak ketika dia dominan, tapi progresif ingin cepat (mengumumkan)," kata dia.

"Tapi kalau kemungkinan PDI-P itu, sosok Megawati itu karismatik konservatif. Gaya politik zaman dulu, konservatif. Seorang ibu, itu beda," ujar Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com