Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

100 Tahun Halim Perdanakusuma

Kompas.com - 27/10/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NAMA Halim Perdanakusuma cukup populer di kalangan dunia penerbangan, karena telah diabadikan sebagai nama Pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud) di Tjililitan atau Cililitan, Kecamatan Makassar Jakarta Timur.

Nama Halim Perdanakusuma semakin luas dikenal ketika Lanud Halim digunakan lebih banyak untuk kegiatan penerbangan sipil, baik rute domestik, penerbangan Internasional, dan penerbangan Haji.

Pahlawan Nasional Halim PerdanakusumaWikimedia Commons Pahlawan Nasional Halim Perdanakusuma
Nama Halim Perdanakusuma berasal dari nama Komodor Udara Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir 100 tahun lalu, yaitu pada tanggal 18 November 1922.

Almarhum yang dinilai banyak jasanya terhadap AURI dan Indonesia meninggal dunia ketika tengah menjalankan tugas negara dalam penerbangan dari Thailand menuju Jakarta di awal perjuangan mempertahankan kemerdekaan bulan Desember tahun 1947.

Dari sekian banyak catatan yang tersebar, diketahui bahwa kawasan Cililitan di Jakarta Timur pada awalnya dimiliki oleh seorang bernama Pieter van der Velde.

Tahun 1920-an, kawasan yang tadinya merupakan perkebunan karet itu sebagian dibuka untuk dijadikan lapangan terbang.

Bagian yang dijadikan lapangan terbang tersebut terletak di kawasan bernama Meester Cornelis yang hingga sekarang dikenal sebagai kawasan Mester.

Dengan demikian, maka lapangan terbang Cililitan menjadi lapangan terbang pertama di Jakarta yang ketika itu masih bernama Batavia.

Lapangan Udara Kemayoran masih belum ada ketika itu. Lapangan terbang Cililitan pada masanya dikenal sebagai Vliegveld Tjililitan atau Airport Cililitan.

Sampai dengan tahun 1950-an, Cililitan masih dikenal sebagai kawasan yang sangat jauh dan terpencil dari pusat kota Jakarta.

Selorohan anak Jakarta ketika itu menyebutnya sebagai tempat "Jin buang anak" untuk menggambarkan betapa jauhnya Cililitan dari Jakarta Pusat.

Bahkan transportasi kota Jakarta saat itu Trem dan Kereta Api hanya mencapai Stasiun Jatinegara, tidak sampai ke Cililitan.

Pada tahun 1950, pihak Belanda menyerahkan lapangan terbang Cililitan kepada pemerintah Indonesia dan kemudian lapangan terbang tersebut dioperasikan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia.

Selanjutnya pada 17 Agustus 1952, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, Lapangan Terbang Cililitan berganti nama menjadi Pangkalan Angkatan Udara Komodor Udara Anumerta Halim Perdanakusuma.

Perubahan nama ini tertuang dalam surat keputusan KSAU Nomor 76/48/Pen2/KS/52 tertanggal 17 Agustus 1952, yang ditandatangani oleh Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Soerjadi Soejadarma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com