NAMA Halim Perdanakusuma cukup populer di kalangan dunia penerbangan, karena telah diabadikan sebagai nama Pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud) di Tjililitan atau Cililitan, Kecamatan Makassar Jakarta Timur.
Nama Halim Perdanakusuma semakin luas dikenal ketika Lanud Halim digunakan lebih banyak untuk kegiatan penerbangan sipil, baik rute domestik, penerbangan Internasional, dan penerbangan Haji.
Almarhum yang dinilai banyak jasanya terhadap AURI dan Indonesia meninggal dunia ketika tengah menjalankan tugas negara dalam penerbangan dari Thailand menuju Jakarta di awal perjuangan mempertahankan kemerdekaan bulan Desember tahun 1947.
Dari sekian banyak catatan yang tersebar, diketahui bahwa kawasan Cililitan di Jakarta Timur pada awalnya dimiliki oleh seorang bernama Pieter van der Velde.
Tahun 1920-an, kawasan yang tadinya merupakan perkebunan karet itu sebagian dibuka untuk dijadikan lapangan terbang.
Bagian yang dijadikan lapangan terbang tersebut terletak di kawasan bernama Meester Cornelis yang hingga sekarang dikenal sebagai kawasan Mester.
Dengan demikian, maka lapangan terbang Cililitan menjadi lapangan terbang pertama di Jakarta yang ketika itu masih bernama Batavia.
Lapangan Udara Kemayoran masih belum ada ketika itu. Lapangan terbang Cililitan pada masanya dikenal sebagai Vliegveld Tjililitan atau Airport Cililitan.
Sampai dengan tahun 1950-an, Cililitan masih dikenal sebagai kawasan yang sangat jauh dan terpencil dari pusat kota Jakarta.
Selorohan anak Jakarta ketika itu menyebutnya sebagai tempat "Jin buang anak" untuk menggambarkan betapa jauhnya Cililitan dari Jakarta Pusat.
Bahkan transportasi kota Jakarta saat itu Trem dan Kereta Api hanya mencapai Stasiun Jatinegara, tidak sampai ke Cililitan.
Pada tahun 1950, pihak Belanda menyerahkan lapangan terbang Cililitan kepada pemerintah Indonesia dan kemudian lapangan terbang tersebut dioperasikan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia.
Selanjutnya pada 17 Agustus 1952, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, Lapangan Terbang Cililitan berganti nama menjadi Pangkalan Angkatan Udara Komodor Udara Anumerta Halim Perdanakusuma.
Perubahan nama ini tertuang dalam surat keputusan KSAU Nomor 76/48/Pen2/KS/52 tertanggal 17 Agustus 1952, yang ditandatangani oleh Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Soerjadi Soejadarma.