JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyoroti bertambahnya korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan hari ini, Senin (24/10/2022), padahal peristiwa tersebut hampir sebulan berlalu.
Korban tersebut adalah Farzah Dwi Kurniawan berusia 20 tahun yang meninggal di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur yang menambah jumlah korban jiwa menjadi 135 orang.
Komisioner Komnas HAM bidang Penyelidikan M Choirul Anam mengatakan, rekam medis korban yang meninggal hari ini bisa mengungkap penyebab utama kematian dalam tragedi Kanjuruhan.
"Kami kira catatan rekam medisnya itu sangat penting untuk mengungkap apa sebenarnya terjadi," ujar Anam di kantor Komnas HAM, Senin.
Baca juga: Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Jadi 135 Orang, Farzah Dwi Kurniawan Meninggal Dunia di RSSA Malang
Anam mengatakan, Komnas HAM sudah berkoordinasi dengan Rumah Sakit tempat korban dirawat.
Dari pihak rumah sakit, kata Anam, sedang dilakukan pendalaman rekam medis dari korban, termasuk saat korban baru pertama kali dirawat.
"Oleh karena itu, kami berharap Rumah Sakit Saiful Anwar, timnya, melanjutkan apa yang dikatakan untuk mendalami itu," ujar Anam.
"Semoga itu (hasil pendalaman) sudah ada hasilnya, jadi tidak hanya catatan medis biasa, tapi ada rekam medik yang lebih mendasar, misalnya sampel darah dan lainnya," sambung Anam.
Sebagai informasi, anggota Tim Gabungan Aremania (TGA) Anwar mengatakan, Farzah meninggal pukul 22.50 WIB setelah menjalani perawatan kurang lebih selama 23 hari sejak tragedi terjadi.
"Almarhum sudah dari awal dirawat di RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar)," ujar Anwar.
Farzah sempat dirawat di ruang ICU Covid-19 karena dinyatakan terkonfirmasi positif saat diperiksa tim medis.
Ia merupakan korban keempat yang menjalani perawatan di RSSA Malang dan meninggal dunia.
Baca juga: Javier Roca Coba Berjalan Pelan dari Luka Tragedi Kanjuruhan
Sebelumnya, supporter Arema yang juga sempat menjalani perawatan lalu meninggal dunia adalah Andi Setiawan berusia 33 tahun yang menghembuskan napas terakhir setelah 16 hari dirawat.
Kemudian Helen Prisela berusia 20 tahun, warga Desa Amadonom, Dampit, Malang yang juga meninggal di RSSA Malang setelah menjalani perawatan.
Kemudian ada Revyano Dwi Arfiansyah yang masih berusia 17 tahun, dia meninggal pada 21 Oktober 2021 di rumah sakit yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.