Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Masih Ada KKN di Rekrutmen ASN, Menpan-RB: Masih Zona Nyaman, Takut Perubahan

Kompas.com - 21/10/2022, 18:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, hingga saat ini masih ada praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dalam proses rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Menurut Azwar Anas, hal tersebut menjadi dilema dalam peningkatan kualitas kerja pegawai negara sebagaimana yang diharapkan banyak pihak.

"Harapannya ASN bekerja dinamis. Tapi, di satu sisi kita menghadapi dilema-dilema. Kita dituntut ada birokrasi yang berkelas dunia. Birokrasi yang lincah, yang profesional," ujar Azwar Anas dikutip dari tayangan Talkshow Birokrasi Tematik yang disiarkan YouTube KemenpanRB pada Jumat (21/10/2022).

"Tetapi, di sisi lain ada dilema-dilema bahwa sistem rekrutmen ASN-PPPK kita, di satu sisi ada yang masih hebat tapi satu sisi ada yang masih KKN. Masih di zona nyaman, takut perubahan," katanya lagi.

Baca juga: Jumlah Tenaga Honorer Masih 2 Juta, Menpan-RB Minta Daerah Hitung Ulang

Dilema lain yang dihadapi adalah jumlah tenaga honorer di Indonesia saat ini masih sebanyak 2 juta orang.

Jumlah ini didapat dari laporan hasil pendataan tenaga honorer yang diinisiasi KemenpanRB beberapa waktu lalu.

Menurut Azwar Anas, seharusnya tenaga honorer hanya tinggal 400.000 orang saja.

"Terakhir ini honorer kita data mestinya tinggal 400.000. Begitu didata Surabaya ini mengusulkan (tenaga honorer) 28.000. Nah, kemarin kita cek datanya 2 juta honorer dari 400.000," kata Azwar Anas.

Baca juga: Saran Menpan-RB agar ASN Tak Merasa Dipaksa Pindah ke IKN

Karena jumlah yang lebih banyak, KemenpanRB akhirnya meminta daerah mendata ulang jumlah tenaga honorer yang ada.

Azwar Anas menegaskan bahwa dirinya meminta agar para bupati dan sekretaris daerah (sekda) nantinya mengirim data terbaru tenaga honorer yang sudah dipastikan benar.

Selain itu, sebelum laporan diserahkan ke pemerintah pusat, pemerintah daerah harus mengumumkan dulu kepada publik.

"Data yang akan dikirim ke KemenpanRB diumunkan ke publik bahwa data yang dimaksud adalah benar dan lebih valid dari data yang didapat sebelumnya," kata Azwar Anas.

Baca juga: Pemerintah Siapkan 4 Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com