Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Hukum Sebut Ferdy Sambo Coba Hindari Jerat Pembunuhan Berencana dengan Klaim Perintah Hajar

Kompas.com - 14/10/2022, 17:05 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Klaim terbaru mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang mengaku hanya memerintahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menghajar Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat disebut sebagai siasat untuk menghindari jerat hukum pembunuhan berencana.

Pengamat Hukum Universitas Brawijaya Aan Eko Widiarto mengatakan, dengan adanya klaim bahwa Ferdy Sambo hanya memerintahkan menghajar maka penembakan menjadi peristiwa spontan.

“Kalau saya melihat ini konstruksi yang mau dibangun itu sebenarnya untuk menghindari (pasal) pembunuhan berencana,” kata Aan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Aan mengatakan, kebenaran klaim terbaru Ferdy Sambo nantinya akan dinilai oleh Majelis Hakim.

Keterangan tersebut nantinya akan dikonfrontir dengan keterangan saksi lainnya.

Baca juga: Perang Argumen Ferdy Sambo Vs Bharada E Makin Panas Jelang Sidang

Di sisi lain, menurut Aan, Ferdy Sambo tidak cukup membela diri dengan pengakuan. Sebab, pernyataannya sebagai tersangka juga tidak memiliki nilai dalam pembuktian di persidangan.

“Keterangan tersangka itu enggak ada nilainya dari sisi pembuktian, yang ada nilainya kan keterangan saksi,” ujarnya.

Klaim Sambo nantinya akan dikonfrontir dengan keterangan mantan ajudannya, Bharada E, Bripka Ricky Rizal (RR), dan asisten rumah tangganya Kuat Ma'ruf.

Sejauh ini, saksi lain yang telah menepis klaim tersebut hanya Bharada E.

Kuasa hukum Sambo, Febri Diansyah (tengah), di Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022).KOMPAS.com/Rahel Kuasa hukum Sambo, Febri Diansyah (tengah), di Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022).

Ketika ditanya kemungkinan Bripka RR dan Kuat Ma'ruf mengubah keterangannya mengikuti Ferdy Sambo sehingga menjadi klaim tiga banding satu, menurut Aan hal itu mungkin terjadi jika persidangan hanya mengandalkan keterangan saksi.

Baca juga: Utarakan Alibi Baru, Kuasa Hukum Sebut Ferdy Sambo Awalnya Hendak Main Badminton, tetapi Balik Lagi

Namun, jika pembuktian berdasar pada scientific evidence atau pembuktian ilmiah maka persidangan akan membuktikan konsistensi pernyataan Sambo dengan rangkaian peristiwa lain.

Hal ini seperti apakah penembakan dilakukan dengan cara berhadap-hadapan, jumlah tembakan yang dilepaskan, tindakan memanggil ambulance dan seterusnya.

“Ketika dari depan berapa tembakan, ternyata tembakannya lebih dari satu. Loh, kalau itu dibantai, bukan dihajar,” ujar Aan.

“Itu harus dikonfrontasi betul dan nanti kalau itu, bisa jadi pemberatan kalau sampai enggak logis dalam pengungkapan perkaranya ya,” katanya melanjutkan.

Baca juga: Kapolri: Kasus Ferdy Sambo Berdampak Negatif ke Kepercayaan Publik terhadap Polri

Sebelumnya, Ferdy Sambo melalui kuasa hukumnya, Febri Diansyah mengatakan tidak memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J, melainkan menghajarnya.

Selain itu, kata Febri, saat peristiwa terjadi Ferdy Sambo awalnya berniat berangkat ke Depok untuk bermain badminton.

"Memang ada perintah FS pada saat itu yang dari kami dapatkan itu perintahnya 'hajar chad', namun yang terjadi adalah penembakan pada saat itu," kata Febri di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Utarakan Alibi Baru, Kuasa Hukum Sebut Ferdy Sambo Awalnya Hendak Main Badminton, tetapi Balik Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com