Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Resah Ancaman Resesi Ekonomi Akan Hambat Upaya Dunia Atasi Perubahan Iklim

Kompas.com - 13/10/2022, 21:14 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku resah upaya dunia memerangi perubahan iklim dan pemanasan global terhambat oleh ancaman perang dan resesi ekonomi global saat ini.

SBY lalu menyayangkan hal tersebut karena menurutnya, Paris Agreement atau Persetujuan Paris yang diteken banyak negara pada 2015, termasuk Indonesia, merupakan tonggak bersejarah, capaian dan prestasi besar dunia setelah serangkaian negosiasi yang alot.

"Saat itu, saya merasakan semangat dan energi dunia tinggi untuk menyelamatkan bumi kita dari perubahan iklim dan pemanasan global," ujar SBY dalam pidatonya di Roundtable Discussion Yudhoyono Institute dengan Universitas Kebangsaan Malaysia di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

"Bahkan, masing-masing sudah menetapkan targetnya, meskipun itu juga memerlukan proses untuk mengurangi emisi karbon di negaranya masing-masing," katanya lagi.

Baca juga: SBY Akan ke Berlin, Bahas Isu Global dengan Para Eks Presiden dan Perdana Menteri Dunia

SBY mengatakan, dunia saat ini justru sibuk dengan masalah geopolitik yang semakin runcing dan malah bersiap membangun kekuatan militernya sebagai antisipasi dari ancaman perang terbuka.

Ditambah lagi, dalam keadaan banyak negara belum pulih betul dari dampak pandemi Covid-19, ancaman resesi ekonomi sudah menanti pada 2023.

Di sisi lain, mengatasi perubahan iklim membutuhkan sumber daya dan anggaran yang tidak sedikit.

Baca juga: SBY Berharap Biden Berunding dengan Putin dan Xi Jinping di KTT G20

Jika ekonomi suatu negara sulit, pendapatan domestik bruto menurun, maka banyak negara tidak akan mampu mengalokasikan dan mendistribusikan anggaran untuk mengatasi perubahan iklim.

"Pasti resources dan effort (sumber daya dan upaya) digunakan untuk mengatasi ekonomi. Sementara pandemi belum tuntas, berapa persen kira-kira perhatian para pemimpin dunia untuk menyelamatkan bumi kita mengatasi perubahan iklim ini?" ujar SBY.

SBY menyampaikan bahwa hal ini berbahaya untuk masa depan bumi dan anak cucu.

"Saya menjadi cemas kalau (perubahan iklim) tidak lagi menjadi prioritas atau agenda utama," kata SBY.

Baca juga: SBY Kenang Duduk Bareng Obama, Putin, dan Xi Jinping di G20, Bahas Cara Atasi Resesi Ekonomi 2008

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Nasional
Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Nasional
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Nasional
Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Nasional
DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

Nasional
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Nasional
Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-'bully'

Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-"bully"

Nasional
Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com