Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Kenang Duduk Bareng Obama, Putin, dan Xi Jinping di G20, Bahas Cara Atasi Resesi Ekonomi 2008

Kompas.com - 13/10/2022, 18:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang forum G20 yang menurutnya pernah menjadi forum hangat bagi para pemimpin dunia untuk mencari solusi atas krisis ekonomi global pada tahun 2008.

Hal itu dikemukakan SBY dalam pidatonya di Roundtable Discussion Yudhoyono Institute dengan Universitas Kebangsaan Malaysia di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

SBY bercerita, ketika itu, banyak pemimpin dunia merasa bingung menghadapi keadaan. Sehingga, G20 dibentuk pada akhir 2008 salah satunya untuk mencari jalan keluar atas krisis tersebut.

"Beberapa kali saya ikut Summit G20 yang tidak menyampaikan protokoler, yang ada adalah siang dan malam mendiskusikan bagaimana cara mengakhiri resesi hebat ini," kata SBY dalam pidatonya.

Baca juga: SBY Berharap Biden Berunding dengan Putin dan Xi Jinping di KTT G20

"Atmosfer saat itu sangat bagus. Di tengah-tengah G20 Summit, di kala kita break untuk apa pun, para pemimpin itu bisa duduk bersama sampai melemparkan guyonan. Di situ ada Putin, ada Obama, Xi Jinping. Kita ingin secara kompak mengatasi krisis ekonomi global waktu itu," ujarnya melanjutkan.

SBY memuji para pemimpin dunia di G20 saat itu yang dianggapnya sangat aktif mencari solusi.

Menurutnya, keberhasilan dunia keluar dari resesi hebat pada saat itu tidak terlepas dari sikap para pemimpin dunia yang kompak mencari solusi.

SBY kemudian membandingkannya dengan saat ini, ketika Indonesia bakal menjadi tuan rumah G20 Summit di Bali, bulan depan.

Baca juga: SBY Berharap Jokowi Bisa Bujuk Pemimpin Dunia Atasi Masalah Global Melalui G20

Ia mengungkapkan, dunia sedang diancam resesi ekonomi yang tak kalah dahsyat dan diperburuk oleh keterbelahan yang kian parah dari segi geopolitik.

Keterbelahan ini bahkan terjadi di antara negara-negara G20.

"Banyak yang mengatakan the worst is yet to come (yang terburuk belum datang). Jadi, ini serius menurut saya," kata SBY.

"Kalau dulu saya yang termasuk kaum yang optimistis itu dan yakin krisis ekonomi 2008 bisa diatasi, sekarang saya harus mengatakan, to be frank, lebih berat dan lebih tidak mudah untuk mengatasi goncangan perekonomian dunia sekarang ini," ujarnya.

Baca juga: SBY: Wahai Pemimpin Dunia, Gunakanlah G20 untuk Selamatkan Dunia

Oleh karena itu, ia berharap, Indonesia sebagai tuan rumah dapat mengambil peran untuk membujuk para pemimpin negara yang bertikai untuk rekonsiliasi atau berunding bersama di forum G20 nanti.

"Secara khusus, ini pandangan saya pribadi, masyarakat dunia akan sangat bersyukur kalau dalam G20 Summit di Bali nanti ada pertemuan bilateral yang substantif, pertemuan yang berangkat dari niat baik antara Presiden Biden dengan Presiden Putin," kata SBY.

"Akan lebih bagus lagi jika ada pertemuan bilateral antara Presiden Biden dengan Presiden Xi Jinping. Utuk apa, agar Eropa bisa lebih teduh, dan juga agar Asia Timur bisa lebih teduh," lanjutnya.

SBY menilai bahwa tidak seharusnya para pemimpin dunia bersikap netral atau abstain atas keadaan geopolitik saat ini.

"Perundingan dan negosiasi itu cara klasik tapi masih tetap relevan dan masih tetap bisa digunakan. Indonesia sangat bisa memainkan peran sebagai smart and honest persuader. Ini tradisi politik kita dari dulu," ujar SBY.

Baca juga: SBY Berharap Biden Berunding dengan Putin dan Xi Jinping di KTT G20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com