Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Disabilitas Berharap Stadion di Indonesia Dibenahi agar Ramah Difabel

Kompas.com - 11/10/2022, 12:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Disabilitas meminta Presiden RI Joko Widodo menjadikan Tragedi Kanjuruhan, Malang, sebagai momentum audit kelayakan stadion-stadion di Tanah Air, termasuk agar stadion-stadion olahraga inklusif bagi penyandang disabilitas.

Ketua Komnas Disabilitas Dante Rigmalia memaparkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menyebutkan bahwa setiap penyandang disabilitas mempunyai hak yang sama di bidang keolahragaan dan mendapatkan akses serta akomodasi yang layak (AYL) untuk menikmati fasilitas publik.

“Ini momentum yang baik untuk merevitalisasi semua sistem tata kelola dan fasilitas olahraga menjadi lebih inklusif, mudah diakses dan ramah khususnya bagi suporter dari kelompok disabilitas," kata Dante dalam keterangan tertulis, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Hoaks Seputar Tragedi Kanjuruhan, Kesaksian Penjual Dawet hingga Sanksi FIFA

Ia memberi contoh, penyediaan akomodasi yang layak dimulai dari proses kemudahan pembelian tiket (ticketing ), transportasi publik yang inklusif dan terintegrasi, kemudahan mobilitas di area stadion, hingga penyediaan fasilitas khusus saat pertandingan berlangsung.

“Semua stadion seyogianya dibenahi, apalagi sebentar lagi kita menjadi tuan rumah piala dunia sepakbola usia 20 tahun yang diselenggarakan oleh FIFA," terangnya.

Ia berharap, kolaborasi baru-baru ini antara FIFA bersama pemerintah dalam membenahi tata kelola dan fasilitas persepakbolaan dapat mewujudkan inklusivitas stadion bagi penyandang disabilitas, sebab induk sepakbola dunia itu telah menetapkan standar layanan dan fasilitas khusus bagi penonton atau penggemar dengan disabilitas.

"Fasilitas aksesibilitas tiket diperlukan untuk menjamin kemudahan mendapatkan tiket, panitia dapat melayani penjualan tiket melalui sistem online di portal digital , dengan berbagai kategori mulai dari tiket untuk pengguna kursi roda/skuter mobilitas, akses terdekat dengan fasilitas penting seperti toilet dan ruang ganti, hingga fasilitas ruang sensori bagi disabilitas intelektual," jelas Dante.

"Fasilitas transportasi seperti bus lantai rendah yang nyaman bagi pengguna kursi roda/skuter mobilitas, van sprinter sebagai layanan antar-jemput dari stadion dan stasiun, Layanan taksi yang dapat diakses, dan guiding block di sebagian besar area stasiun atau terminal bus," tambahnya.

Baca juga: Beda Keterangan Polri dan TGIPF soal Gas Air Mata di Kanjuruhan, Benarkah Tidak Mematikan?

Lalu, beberapa fasilitas di dalam stadion pun perlu dibenahi agar dapat dinikmati penyandang disabilitas, seperti ruang aksesibilitas di semua blok toilet, toilet dan ruang ganti yang aksesibel, fasilitas informasi tertulis bagi disabilitas sensorik pendengaran.

Fasilitas tersebut juga meliputi tim terlatih untuk mendukung dan membantu penyandang disabilitas, Audio-Descriptive Commentary via smartphone bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan.

"Layanan ini (audio-descriptive commentary) akan diakses dengan mengunduh aplikasi yang akan memberi mereka gambaran tentang suasana pertandingan dan suasana stadion," kata Dante.

Ia juga berharap, di stadion-stadion olahraga kelak, terdapat layanan khusus dan bantuan sukarelawan semisal bantuan setibanya di stadion, layanan pengantaran ke pintu masuk, area parkir khusus penyandang disabilitas, bantuan kursi roda dan bimbingan ke kursi melalui rute yang nyaman oleh relawan, rute khusus dan jalur prioritas di titik masuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com