Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: 934 WNI Jadi Korban Penipuan Perusahaan Online Scam di Kawasan ASEAN

Kompas.com - 07/10/2022, 19:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melaporkan sebanyak 934 Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban penipuan perusahaan online scam sejak Januari 2021 hingga September 2022.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu Judha Nugraha menyebut, terjadi tren peningkatan penipuan dalam setahun terakhir.

Untuk diketahui, penipuan perusahaan online scam adalah penipuan perekrutan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri. Mereka yang menjadi korban dipekerjakan tanpa jalur resmi dan rawan eksploitasi.

"Kami sampaikan bahwa sejak Januari 2021 hingga September 2022 tercatat terdapat 934 orang WNI yang ditangani oleh perwakilan-perwakilan RI," kata Judha dalam media briefing secara daring, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Soal Kasus Online Scam di Kamboja, Menlu: 241 WNI yang Jadi Korban Telah Dipulangkan

Judha mengungkapkan, 934 WNI yang berhasil ditangani Kemenlu ini tersebar di beberapa negara ASEAN, meliputi Kamboja, Myanmar, hingga Laos.

Dengan rincian, Kamboja menempati posisi tertinggi dengan korban mencapai 639 WNI. Diikuti Myanmar 142 WNI, Filipina 97 WNI, Laos 35 WNI, dan Thailand 21 WNI.

"Kemenlu mencatat adanya tren peningkatan yang cukup drastis terkait adanya WNI/PMI yang dipekerjakan secara non prosedural di wilayah Kamboja dan negara lainnya," ungkap Judha.

Kemudian, Judha mengungkapkan, dari 639 WNI yang diselamatkan dari penipuan online scam di Kamboja tersebut, 442 di antaranya telah berhasil ditangani dan dipulangkan ke Indonesia. Sedangkan 166 orang lainnya masih dalam penanganan.

Baca juga: 12 WNI Korban Penipuan Perusahaan Online Scam di Kamboja Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat Malam

Saat ini kata Judha, 166 orang itu telah berada di safe house yang disediakan oleh KBRI Phnom Penh dan dalam proses menunggu kepulangan.

Sementara itu, 31 orang lainnya masih dikoordinasikan dengan aparat keamanan atau kepolisian Kamboja agar dapat segera diselamatkan.

"Kembali kami sampaikan hal ini menjadi wake up call bagi kita semua mengenai peningkatan kasus yang begitu drastis bagi WNI kita yang menjadi korban online scam ini," ujar Judha.

Lebih lanjut, ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap tawaran bekerja di luar negeri melalui berbagai macam platform sosial media, mengingat maraknya penipuan.

Baca juga: 7 Cara Mudah Mengenali Situs Web Palsu agar Terhindar dari Scam

Judha mengimbau agar calon pekerja memastikan terlebih dahulu apabila ada tawaran pekerjaan dari luar negeri. Caranya dengan mengonfirmasi melalui UPT BP2MI di wilayah setempat maupun Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker).

Ia juga meminta masyarakat untuk mencermati modus-modus penipuan. Biasanya, calon korban diminta untuk menyampaikan data-data yang tidak benar dalam proses keberangkatan.

Keberangkatan juga biasanya tanpa dilengkapi visa kerja karena melalui jalur tidak resmi.

"Biasanya menggunakan visa wisata atau fasilitas bebas visa ke negara-negara ASEAN. Itu modus penipuan yang bisa terjadi. Oleh karena itu, sekali lagi kami mengimbau agar masyarakat berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan melalui platform sosial media," kata Judha.

Baca juga: 12 WNI Korban Penipuan Perusahaan Online Scam di Kamboja Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat Malam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com