JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, semua negara di dunia masih diselimuti "awan gelap" berupa krisis pangan, energi, dan keuangan.
"Pemulihan yang tengah kita perjuangkan saat ini masih berhadapan dengan realita global yang murung. Krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan menjadi awan gelap yang menyelimuti semua negara," kata Ma'ruf saat membuka Indonesia Sharia Economy Festival di Jakarta Convention Center, Kamis (6/10/2022).
Ma'ruf mengatakan, ancaman resesi dan sinyal kelesuan ekonomi global pun semakin menguat, terlihat dari banyaknya bank sentral yang menaikkan suku bunga acuan untuk menahan laju inflasi.
Baca juga: Wapres Dorong Ekonomi dan Keuangan Syariah Masuk Kurikulum Pesantren
Ia menyebutkan, negara-negara berkembang perlu mewaspadai pembalikan arus modal ke negara-negara maju dalam menghadapi situasi itu.
"Namun, kita harus fokus, mengoptimalkan seluruh modalitas dan kekuatan yang kita miliki untuk bertahan di situasi yang tidak menentu seperti sekarang, dan terus berikhtiar untuk mencapai seluruh target yang telah kita tetapkan dan demi kemajuan bangsa," kata dia.
Ma'ruf mengatakan, kekuatan domestik yang perlu dijaga, antara lain adalah konsumsi dalam negeri serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menyokong pertumbuhan ekonomi.
Pada triwulan II tahun ini, 51,47 persen produk domestik bruto berasal dari konsumsi negara.
Untuk itu, kata Ma'ruf, pemerintah menyalurkan bantuan sosial dan bantuan langsung tunai demi menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat.
Baca juga: Demi Kemaslahatan, Wapres Ingatkan Usia Menikah Minimal 19 Tahun
Di samping itu, Ma'ruf menyebut, pemerintah akan mendorong gerakan nasional bangga buatan Indonesia karena produk-produk buatan dalam negeri tidak kalah dengan produk impor.
"Produk fesyen hijab misalnya, telah berhasil merebut hati konsumen domestik dan luar negeri. Ini harus terus kita tingkatkan," kata Ma'ruf.
"Mari kita menjadi yang pertama, memberi contoh kepada masyarakat, bangga menggunakan produk buatan dalam negeri," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.