JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkapkan bahwa kans partainya untuk berkoalisi dengan Nasdem dan Demokrat semakin tinggi.
Hal itu diungkapkannya merespons Nasdem yang mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
"Kan kemarin sudah 80, naik 82 (persen) lah ha ha ha ha," kata Mardani saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Kendati demikian, Mardani urung mengungkapkan kepastian PKS berkoalisi dengan Nasdem dan Demokrat.
Namun, ia tak memungkiri bahwa koalisi tersebut cukup untuk memenuhi syarat presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
Baca juga: Nasdem Resmi Usung Anies Baswedan, PKS Belum Tentukan Sikap
Menurut Mardani, PKS enggan terburu-buru untuk mengumumkan langkah koalisinya.
"Kan pelan-pelan. Bukan maunya kita tadi tiga dulu, 20 persen udah confrim. Capres-cawapresnya itu sudah 90 persen," ujarnya.
Anggota Komisi II DPR itu melanjutkan, pengumuman capres-cawapres saja dinilai belum cukup.
Ia berharap, saat pengumuman koalisi juga sudah dibeberkan ke publik terkait struktur kabinet pemerintahan yang akan diusung.
"Kan kalau cuma capres-cawapres, enggak ada line up kabinet, kurang seru sekarang. Karena enggak ada kontestasi karya gagasan," kata Mardani.
Baca juga: Anies Cari Cawapres, PKS Sebut Sejumlah Nama Kadernya Aher sampai HNW
Diketahui, pada 3 Oktober 2022, Nasdem mengumumkan bahwa Anies Baswedan sebagai capres yang bakal diusung pada Pilpres 2024.
Namun, hingga kini Nasdem belum mengumumkan siapa partai yang akan diajak berkoalisi untuk Pemilu 2024.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya pernah mengklaim rencana pembentukan koalisi dengan PKS dan Partai Demokrat semakin menguat.
Bahkan, ia menyebut bahwa persentase keberhasilannya bisa dikatakan berada di angka 80 persen.
Baca juga: Anies Diusung Jadi Capres, Bagaimana Nasib Rencana Koalisi Nasdem-Demokrat-PKS?
“Bisa jadi (80 persen) kalau kesepakatan beberapa hal terpenuhi. Di sana lah, kemudian seni diplomasinya ya tentu ada beberapa hal yang terus menerus dibicarakan,” kata Willy saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada 19 September 2022.
Willy lantas menjelaskan hambatan pembentukan koalisi ketiga partai politik (parpol) tersebut.
Salah satunya, soal penjajakan mendalam karena ketiganya belum pernah bekerja sama.
“Tentu ini enggak bisa kawin paksa kan, tentu proses pembangunan chemistry di dua ranah, ranah antar partai, dan ranah antara kandidat (capres-cawapres) dengan partai,” ujar Willy.
Baca juga: Anies Ngaku Belum Pikirkan Pencapresan meski Sudah Dideklarasikan Nasdem: Waktunya Masih Panjang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.