Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Kemenkes Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Kompas.com - 04/10/2022, 16:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara soal penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan usai pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti mengatakan, penggunaan gas air mata dalam sebuah pertandingan sepakbola atau untuk melerai massa perlu ada kerja sama lintas sektor.

Baca juga: Cerita Relawan Evakuasi Ratusan Jasad Korban Tragedi Kanjuruhan: Banyak yang Langsung Diambil Tanpa Identifikasi

Kerja sama ini perlu dibicarakan untuk mengetahui seberapa penting (urgent) penggunaan gas air mata dalam sebuah acara yang dihadiri banyak massa atau masyarakat sipil.

"Terkait penggunaan gas air mata, itu harusnya ada kerja sama lintas sektor apakah memang itu sangat penting digunakan. Nah ini yang sebenarnya yang harus diingat," kata Eva dalam diskusi media melalui Zoom Meeting di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Ia menyebut, jika penggunaan gas air mata tidak terlalu penting, seharusnya tidak ditembakkan dalam jumlah banyak.

Baca juga: Empati Tragedi Kanjuruhan,190 Pertandingan Sepakbola Liga 3 Jateng Ditunda

 

Sebab kata dia, ada banyak risiko yang muncul akibat banyaknya tembakan gas air mata, utamanya di ruangan setengah tertutup seperti stadion olahraga.

Risiko yang kemungkinan muncul adalah sesak napas dan sulit melihat karena mata terlampau perih. Akibatnya, banyak penonton/suporter yang terinjak-injak, terpukul, patah tulang, bertabrakan, hingga cedera pembuluh darah.

"Kalau hanya dalam arti tidak terlalu (urgent) ini, harusnya tidak digunakan dalam hal (dosis) banyak. Karena memang kalau terlalu banyak itu akibatnya ada beberapa risiko," ucap Eva.

"Gas air mata tidak mematikan sebenarnya, tapi ada risiko cedera serius bila terlalu banyak. Jadi seharusnya memang penggunaannya ini harusnya ada kerja sama yang lebih baik," imbuhnya.

Baca juga: UPDATE Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Capai 131 Jiwa, Dinkes: 6 Orang Sebelumnya Dievakuasi Mandiri oleh Keluarga

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) M Sidik menambahkan, paparan gas air mata menyebabkan iritasi pada mata.

Memang, lanjut Sidik, paparan gas air mata tidak menimbulkan penyakit mata permanen. Namun jika terpapar dalam jumlah banyak, orang yang terpapar akan kesulitan melihat.

Tak hanya mata, efeknya juga merembet ke organ tubuh lain seperti paru-paru, hidung, dan tenggorokan. Tak heran, paparan gas air mata yang terlalu banyak membuat yang menghirupnya sesak napas.

"Jadi ini membuat sesak napas. Banyak hal yang diakibatkan oleh gas air mata. Meskipun pada awalnya ditujukan supaya orang tidak mampu melihat lagi karena perih, efek lain itu bisa juga berpengaruh pada saluran napas, tenggorokan, paru-paru, hidung, dan lain-lain," beber Sidik.

Baca juga: Profil Singkat Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan

Sebelumnya diberitakan, terjadi tragedi yang menewaskan banyak orang pasca pertandingan Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022).

Kerusuhan awalnya dipicu oleh kekalahan Arema FC atas Persebaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Merasa tidak puas dengan hasil pertandingan, para suporter turun ke lapangan. Kemudian, suporter yang ke lapangan ini dipukul mundur oleh aparat keamanan, yakni oleh TNI/Polri.

Polisi sempat menembakkan gas air mata dengan tujuan melerai massa. Tembakan gas air mata ini bukan hanya dilayangkan di lapangan, namun juga ke tribun penonton yang saat itu masih penuh sesak

Tembakan gas air mata membuat suporter panik dan berusaha mencari pintu keluar. Saat kondisi itu, banyak suporter yang terinjak-injak bahkan sesak napas karena paparan gas air mata. Apalagi, banyak pintu keluar stadion yang terkunci.

Baca juga: Fathir Tertunduk Lesu, Sesali Tak Bisa Selamatkan Nyawa Sepupunya Saat Tragedi Kanjuruhan

Sejauh ini menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, jumlah orang yang meninggal dunia akibat insiden tersebut mencapai 125 orang. Sementara, 302 orang mengalami luka ringan dan 21 orang luka berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com