JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan bahwa partainya berkepentingan untuk menjaga Pemilu 2024 untuk berlangsung jujur dan adil.
Begitu juga, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) dari partai tersebut berkepentingan menjaga jalannya Pemilu.
"Satu suara pun bagi Gerindra itu akan menentukan masa depan bangsa. Karena kami merasakan bagaimana pemilu 2009, 2014, dan 2019 begitu berat. Tekanan, intervensi, dan ancaman datang dari luar dalam," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu (21/9/2022).
"Menjaga suara Gerindra, suara Pak Prabowo pagi, siang, malam sulitnya bukan main," ujarnya lagi.
Baca juga: Gerindra Tempuh Jalur Hukum Terkait Baliho yang Dinilai Jegal Prabowo Nyapres
Oleh karena itu, kata Muzani, Gerindra ingin pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024 berlangsung dengan jujur dan adil.
Begitu pula, Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) berlangsung jujur dan adil.
"Maka, kalau ada keinginan agar pemilu 2024 berlangsung jujur dan adil, Gerindra dan Prabowo Subianto paling berkepentingan di sini," kata Muzani.
"Kalau ada pandangan bahwa pemilu 2024 akan berlangsung tidak adil, partai dan capres yang paling berkepentingan namanya adalah Gerindra dan Prabowo," ujarnya melanjutkan.
Bukan tanpa alasan, Muzani mengklaim berdirinya Gerindra adalah untuk membela kepentingan rakyat.
Baca juga: Jokowi Disebut Dukung Prabowo, Gerindra: Hubungan antara Presiden dan Pembantunya
Oleh karena itu, Gerindra disebut tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan rakyat melalui Pemilu.
"Kami berharap bisa menjaga kepercayaan itu pada Pemilu 2024," ujarnya.
Diketahui, belakangan ini isu mengenai Pemilu 2024 akan berlangsung curang atau tidak jujur dan adil mengemuka.
Hal ini dilontarkan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SBY mengatakan, karena adanya informasi tersebut, ia mesti turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024.
"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY saat berpidato di acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, pada 15 September 2022.
Baca juga: Gerindra Sebut Ada Pihak yang Ingin Jegal Prabowo Nyapres