JEJU, KOMPAS.com - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri melakukan diplomasi dengan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan Oh Young-Hun di bidang perdagangan hingga pariwisata.
Megawati mengatakan, Indonesia, misalnya Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) cocok menjalin kerja sama dengan Jeju.
Sebab secara geografis, letak Sulut yang langsung ke laut, akan memudahkan sisi transportasi ke Korea Selatan. Apalagi Sulut memiliki Pelabuhan Laut Bitung.
“Saya mendengar Jeju ingin kerja sama bidang pertanian, tentu kami akan menerima dengan baik. Karena di Sulut banyak daerah subur,” kata Megawati saat berbincang dengan Gubernur Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022).
Baca juga: Megawati Serukan Kesetaraan Dunia Tanpa Sekat Perbedaan di Jeju Forum
Ketua Umum PDI-P itu mengatakan, Sulut dan Jeju memiliki banyak komoditas pertanian yang bisa saling diperdagangkan.
Dia mencontohkan, Sulut punya kelapa, sementara Jeju punya jeruk khas, serta ikan.
Selain itu, Megawati juga bercerita soal tugasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ia juga mendorong agar kerja sama riset, khususnya di bidang pangan bisa ditingkatkan.
“Oleh sebab itu, kemarin ketika datang ke Jeju University, kami melakukan MoU terutama dalam budidaya ikan kerapu, di dalamnya termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujarnya.
Gubernur Oh mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik dan mendorong hubungan Jeju dengan Indonesia, khususnya melalui Sulut.
Berkaitan dengan itu, Oh mengaku sedang menjajaki kemungkinan menjalin perjanjian sister city dengan Sulut.
“Sebenarnya kita ada perjanjian sister city dengan Bali. Kalau Pak Olly (Gubernur Sulut Olly Dondokambey) berkenan bisa sister city juga dengan Sulawesi Utara,” kata Oh.
Baca juga: Megawati Tanam Pohon Magnolia di Jeju, Ingatkan Bahaya Pemanasan Global
Sementara itu, Olly Dondokambey yang turut hadir dalam acara itu pun langsung menyambut baik tawaran tersebut.
“Kami juga memang ingin mendorong agar ada kerja sama sister city antara Jeju dengan Sulawesi Utara,” jawab Bendahara Umum PDI-P itu.
Pertemuan itu berlangsung dengan hangat selama lebih kurang 20 menit.