KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menjawab beberapa potensi kerja sama yang diajukan Perancis sebagai mitra di kawasan Indo-Pasifik.
Dia mengatakan itu saat menerima Delegasi Komisi Luar Negeri, Pertahanan dan Angkatan Bersenjata pada Senat Republik Perancis Senator Rachid Temal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Selasa (13/9/2022).
Airlangga menyampaikan, terdapat potensi kerja sama di sektor transisi energi. Salah satunya adalah kerja sama untuk membangun energi terbarukan di Indonesia.
"Pemerintah Indonesia berencana untuk phasing out pembangkit listrik berbasis batubara dan menggantinya dengan beberapa proyek energi terbarukan," tutur Airlangga, dikutip dari ekon.go.id, Rabu (14/9/2022).
Proyek tersebut, kata dia, seperti cofiring batubara dengan amonia, pembangkit listrik panas bumi, floating solar panel, hydropower, serta pengembangan energi nuklir berbasis riset.
Airlangga juga menyinggung terkait potensi kerja sama teknologi sistem penyimpanan baterai listrik untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Indonesia dan Prancis Berkolaborasi untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan SMK
Dia menerangkan, pemerintah Indonesia menekankan komitmen agar proses transisi energi yang sedang dilakukan harus tetap memenuhi unsur berkeadilan, terjangkau bagi masyarakat, serta tidak mengurangi kebutuhan energi dalam negeri.
“Indonesia telah memiliki regulasi atau perundang-undangan yang mendukung pengembangan energi terbarukan. Ditambah lagi, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti nikel untuk pengembangan sektor ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, kata Airlangga, Perancis merupakan salah satu investor pengembangan nikel utama di Indonesia.
Lebih lanjut, Airlangga turut menyampaikan concern Indonesia terkait ekspor komoditas minyak sawit Indonesia ke Perancis.
Dia menyebutkan, minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang mengedepankan aspek keberlanjutan melalui sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Baca juga: Prabowo Bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron, Ada Apa?
“Dengan begitu, akses pasar minyak sawit Indonesia ke kawasan Eropa dapat terjaga dan terus ditingkatkan ke depannya," ungkapnya.
Untuk diketahui, aspek perdagangan kedua negara mencatat tren yang cukup signifikan dalam perdagangan bilateral.
Pada 2021, tercatat kenaikan sebesar 0,25 persen atau senilai 2,28 miliar dollar Amerika Setrikat (AS) dibandingkan pada tahun sebelumnya senilai 2,27 miliar dollar AS.
Komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Perancis adalah mesin dan peralatan listrik, disusul alas kaki dan sejenisnya, serta minyak sawit dan olahannya.