JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek mengatakan, PPP sebenarnya memberhentikan Suharso Monoarfa dari kursi ketua umum (ketum) dengan berat hati.
Sebab, Suharso adalah senior dan mentor di PPP.
"Kami sebenarnya ini berat hati memberhentikan Pak Suharso. Beliau itu senior, mentor kami, orangtua kami, dan kader lama di partai," ujar Awiek saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022).
Baca juga: Suharso Tak Lagi Ketum PPP, Airlangga Tegaskan Hubungan di KIB Tetap Baik
Awiek berharap, Suharso bisa terima diberhentikan dari Ketum PPP. Sementara itu, Suharso sempat melawan dan menyatakan bahwa dia masih menjabat ketum beberapa hari lalu.
Namun, Awiek menyebut, PPP saat ini sedang membutuhkan sosok penyelamat.
"Tetapi partai ini butuh penyelamatan. Ketika persoalannya ada pada seorang diri ketum, maka itu tidak boleh merusak DPP secara keseluruhan. Jadi kita angkat persoalannya supaya fakta ini tidak terkontaminasi," tutur dia.
Sementara itu, Awiek yakin hubungan Suharso dengan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono makin membaik.
Sebab, kata Awiek, Suharso sudah menghubungi Mardiono melalui sambungan telepon.
Adapun Mardiono menggantikan Suharso Monoarfa menjadi Plt Ketua Umum atas keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Banten, Minggu (4/9/2022).
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengeklaim, usulan pemberhentian Suharso disampaikan 30 dari 34 dewan pimpinan wilayah (DPW).
Di sisi lain, kubu Suharso menolak pergeseran itu dan bakal menggugat hasil Mukernas itu melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Meski ada silang pendapat di internal PPP soal pucuk pimpinan partai ka'bah, Kemenkumham tak butuh waktu lama mengesahkan kepemimpinan Mardiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.