JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang angkat bicara mengenai tudingan hacker (peretas) Bjorka, yang menyebut Ketua Umum Partai Berkarya Muchdi Purwopranjono menjadi dalang di balik pembunuhan Munir.
Badaruddin mengatakan hal serupa sebenarnya sudah pernah terjadi menjelang kontestasi Pemilu 2019.
"Lima tahun lalu jelang Pemilu 2019, isu Munir ini mencuat. Waktu itu menyorot kehadiran Pak Muchdi Pr dan Polycarpus di Partai Berkarya," ujar Badaruddin dalam keterangannya, Senin (12/9/2022).
Kemudian, ia membantah tudingan Bjorka kepada Muchdi Pr.
Baca juga: Mahfud Sebut yang Dibocorkan Hacker Bjorka Bukan Data Rahasia, Bisa Diambil dari Mana-mana
Badaruddin menegaskan, Muchdi Pr secara hukum sudah diperiksa dan diproses. Bahkan, sudah dinyatakan tidak terlibat pembunuhan Munir sehingga bebas secara hukum.
"Mereka punya hak sebagai WNI untuk dipilih dan memilih, negara mengatur itu. Lama-lama isu itu hilang dengan sendirinya," tuturnya.
Badaruddin lantas merasa heran kenapa isu itu muncul lagi saat ini. Ia curiga ada skenario terkait Muchdi Pr.
Apalagi, kata Badaruddin, Munir dan Polycarpus sudah meninggal.
Baca juga: Profil Ketua Umum Partai Berkarya: dari Tommy Soeharto hingga Muchdi Pr
Ia mempertanyakan kenapa kasus kematian Munir muncul lagi dan menyeret nama Muchdi Pr.
"Sementara Partai Berkarya lagi disorot karena tidak lolos pendaftaran di KPU saat ini, dan adanya dinamika internal tak kunjung usai," ujar Badaruddin.
Selain itu, Badaruddin menyebut kader Partai Berkarya sedang galau sembari menunggu kepastian.
Menurutnya, Muchdi Pr sedang berjuang bagaimana Partai Berkarya bisa eksis di Pemilu 2024.
Baca juga: Ulah Hacker Bjorka Bobol Data Surat Jokowi hingga Ancaman Dijerat Pidana
Kembali ke kasus Munir, Badaruddin mengatakan Partai Berkarya menyerahkan persoalan itu kepada negara.
"Kan sudah lama kasusnya, dan yang terkait sudah menjalani proses hukum. Untuk Pak Muchdi Pr kan sudah terbukti tidak terlibat oleh pengadilan dan sudah dibebaskan," katanya.
Oleh karena itu, Badaruddin curiga kehadiran Bjorka dalam membuka kasus Munir ke publik memiliki niat tertentu.