Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Konflik Internal, Suara PPP Diprediksi Jeblok pada Pemilu 2024

Kompas.com - 09/09/2022, 15:18 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi memprediksi, perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bakal merosot pada Pemilu 2024.

Ini tak lepas dari konflik internal PPP beberapa waktu terakhir, di antaranya pelengseran Suharso Monoarfa dari kursi ketua umum partai berlambang Kabah itu.

"Konflik internal PPP sangat berdampak terhadap soliditas dan proses kerja-kerja politik dalam menaikkan elektoral," kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Baca juga: Suharso Monoarfa Diberhentikan dari Ketum PPP

Ari mengatakan, konflik internal PPP bukan sekali ini saja terjadi. Pada 2017-2018 lalu, terjadi dualisme kepemimpinan antara Romahurmuziy dan Djan Faridz.

Setelahnya, pada 2019, PPP digoyang kasus korupsi yang menjerat ketua umumnya, Romahurmuziy.

Padahal, 2015 silam, kasus korupsi juga sempat menjegal Ketua Umum PPP yang juga Menteri Agama era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Suryadharma Ali.

Menurut Ari, konflik demi konflik di tubuh PPP terjadi akibat kegagalan manajerial kepemimpinan di partai tersebut.

"Saya begitu khawatir perolehan suara PPP dari pemilu ke pemilu akan terus merosot karena partai ini lebih disibukkan dengan urusan rumah tangganya sendiri," ujarnya.

Baca juga: Kilas Balik Deretan Konflik Internal di PPP

Tak hanya elektabilitas partai, Ari berpendapat, konflik internal PPP juga akan mengganggu soliditas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), kongsi yang dibangun PPP bersama Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Pemilu 2024.

Dengan besarnya turbulensi ini, bisa jadi arah kemudi PPP berubah di bawah nakhoda baru.

"Bisa tetap istikamah dengan kebijakan ketua umum yang lama atau justru mengalihkan arah perahu ke dermaga koalisi yang lain," kata Ari.

Seandainya pun PPP memilih hengkang dari KIB, Ari yakin partai itu akan merapat ke koalisi yang berpotensi menang dan menawarkan keuntungan besar.

Melihat rekam jejak dan basis pendukung partai, menurut Ari, terbuka kemungkinan PPP merapat ke koalisi PDI Perjuangan atau Gerindra, bukan ke kubu Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dengan PDI-P, PPP punya faktor historis duet presiden dan wakil presiden Megawati Soekarnoputri, yang merupakan Ketua Umum PDI-P, dengan Hamzah Haz yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PPP.

Baca juga: Teriakan Capek, Bohong, Turun Penuhi Acara PPP yang Tak Dihadiri Suharso dan Plt Ketum

Sementara, lanjut Ari, kendati basis massa PPP juga berasal dari kelompok muslim, namun segmennya berbeda dengan basis massa PKS.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com