JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sangat menyesalkan kasus penganiayaan yang menjadi sebab salah seorang santri Pondok Pesantren Darussalam Gontor, meninggal dunia.
Apalagi, pihak pondok pesantren tidak terbuka sejak awal. Mulanya, pihak pondok memberikan keterangan palsu alias berbohong bahwa penyebab kematian korban adalah kelelahan saat menjalani kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
"Sangat disesalkan pihak pondok pesantren (Darussalam Gontor, Jawa Timur) tidak terbuka atas insiden yang menimpa salah satu santrinya," kata Muhadjir saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/9/2022).
Baca juga: Santri Gontor Tewas Dianiaya, Kemenag: Kekerasan dalam Bentuk Apa Pun Tidak Dibenarkan
Muhadjir mengatakan, perlakuan pondok pesantren yang berbohong tetap disesalkan meskipun pada akhirnya menyatakan permintaan maaf kepada keluarga korban.
"Meskipun pada akhirnya pihak pondok pesantren menyampaikan permintaan maaf serta membuka pintu pada aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan," ucap dia.
Lebih lanjut, Muhadjir menyerahkan kepada Kementerian Agama (Kemenag) untuk mengambil sikap selalu kementerian teknis, termasuk soal ada tidaknya pemberian sanksi.
"(Sanksi) itu wewenang Kementerian Agama, kementerian teknis yang membawahi lembaga pendidikan pesantren," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, seorang santri berinisial AM (17) wafat pada 22 Agustus 2022 diduga ada tindak kekerasan yang dilakukan kakak kelasnya.
Informasi kematian santri Pondok Gontor asal Palembang itu viral di media sosial, setelah ibu korban mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Aparat Polres Ponorogo segera menyelidiki dugaan tersebut. Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo menyatakan, polisi sudah menemui pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor terkait kematian AM.
Saat ditemui tim Polres Ponorogo, pihak Pondok Gontor kooperatif. Bahkan pihak pondok berjanji akan transparan dalam kasus ini.
Juru bicara PMDG Ponorogo, Jawa Timur, Noor Syahid menyatakan, keluarga besar Pondok Modem Darussalam Gontor memohon maaf sekaligus menyatakan dukacita atas wafatnya AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Noor Syahid, kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.