JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono mengatakan, pergantian jabatan ketua umum dilakukan agar Suharso Monoarfa dapat fokus menjalankan tugas negara.
Adapun Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Bogor, Senin (5/9/2022) memutuskan mengganti Suharso dengan Mardiono sebagai Ketua Umum PPP periode 2020-202Me5.
“Kita melakukan pembagian tugas agar beliau (Suharso) juga fokus menjalankan tugas kenegaraan,” tutur Mardiono pada Kompas.com, Senin.
“Yaitu sebagai Menteri Bappenas menghadapi G20, tentu itu adalah kesibukan yang juga memerlukan waktu yang luar biasa,” paparnya.
Baca juga: Suharso Monoarfa Diberhentikan dari Ketum PPP
Ia menuturkan, keputusan penggantian ini dilakukan melalui rapat harian DPP PPP yang dilanjutkan dengan Mukernas.
Mardiono menilai keputusan tersebut sudah sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) PPP.
“Kita semua harus patuhi AD/ART karena itu (aturan) yang tertinggi di PPP,” sebutnya.
Di sisi lain, Mardiono mengungkapkan Suharso, tak mengikuti proses penggantian ini karena tengah berada di luar negeri.
“Beliau pagi ini baru kembali ke tanah air habis melakukan perjalanan tugas negara dari luar negeri. Kemudian ini baru akan dibangun komunikasi kembali dengan para kader,” ujar dia.
Baca juga: Soal Amplop Kiai, Forum Aliansi Santri Banten Desak Suharso Monoarfa Minta Maaf
Terakhir, ia menegaskan bahwa keputusan penggantian ini diambil juga untuk mengakhiri polemik internal yang terjadi beberapa bulan belakangan.
Polemik tersebut, lanjut dia, dinilai mengganggu kinerja para kader PPP untuk menghadapi Pemilu 2024.
“Sehingga kader berpikir harus mencari solusi cepat yaitu membagi tugas,” ujarnya.
Sementara itu, terkait keputusan ini pihak Suharso belum mengeluarkan pernyataan resmi.
Sebelumnya, Suharso mendapat sorotan kerena menceritakan pengalamannya selalu diminta memberi amplop untuk kiai ketika berkunjung ke berbagai pesantren.
Baca juga: Suharso Klaim Tak Ada Konflik di Internal PPP meski Ia Diminta Mundur
Pernyataan itu disampaikan saat mengikuti Pembekalan Antikorupsi Partai Politik di gedung ACLC, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, 15 Agustus 2022.
Suharso lantas meminta maaf dan mengaku khilaf telah melontarkan pernyataan tersebut.
“Saya mengaku itu sebuah kesalahan, saya memohon maaf dan meminta untuk dibukakan pintu maaf seluas-luasnya,” kata Suharso di acara Sekolah Politik PPP di Bogor, 19 Agustus 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.