Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pertemuan Prabowo-Puan Akan Pengaruhi Dinamika Koalisi yang Sudah Terbentuk

Kompas.com - 05/09/2022, 08:57 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai, pertemuan antara Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sedikit banyak akan berpengaruh terhadap koalisi yang telah terbentuk.

Diketahui, Gerindra telah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam wadah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

"Gerak PDI-P bersama Puan ini, suka atau tidak memberi pengaruh bagi dinamika koalisi yang telah terbentuk," ujar Agung dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Hitung-hitungan Politik Bersatunya Prabowo-Puan di Pemilu 2024

Di satu sisi, kata dia, kehadiran Puan ini dapat menambah bobot kuantitas dan kualitas KIR, mengingat PDI-P merupakan partai pemenang pemilu. Bahkan dalam beberapa survei, PDI-P masih bertengger di peringkat teratas jelang Pemilu 2024.

Di sisi lain, pertemuan itu juga menjadi ancaman soliditas KIR, terutama PKB. Sebab, menurutnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga memiliki misi untuk berpasangan dengan Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Akhirnya mengemuka pertanyaan fundamental, di mana posisi Puan saat Prabowo sebagai capres memilih Cak Imin? Atau di mana posisi Cak Imin saat Prabowo memilih Puan?" tuturnya.

Baca juga: Menerka Kans Koalisi Gerindra-PDIP dari Pertemuan Prabowo dan Puan

Agung menyebut, apabila Prabowo menjadi kandidat capres, hal itu cukup dimahfumi mengingat elektabilitas Menteri Pertahanan itu lebih tinggi dibandingkan Puan dan Cak Imin. 

Namun untuk Cak Imin dan Puan, kehadiran PDI-P di KIR justru akan menjadi ajang untuk berebut posisi orang nomor dua kelak.

Namun, berdasarkan realitas politik nasional saat ini, Agung menilai masih lebih menguntungkan Cak Imin karena melengkapi figur Prabowo serta ceruk massa Gerindra yang nasionalis.

"Duet nasionalis-religius ini telah terbukti memenangkan Pilpres 2014 dan 2019, ketika Jokowi memilih JK dan Ma’ruf Amin yang keduanya merepresentasikan Islam moderat," kata Agung.

Baca juga: Tiga Poin Hasil Pertemuan Prabowo dan Puan di Hambalang

Agung mengatakan, tak ada salahnya komposisi Islam moderat kembali diuji di Pilpres 2024. Dia mengungkapkan situasi politik saat ini tak jauh berbeda, sebagai efek polarisasi dari Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Sedangkan, skema duet Prabowo-Puan atau sebaliknya mungkin mengemuka di internal KIR, ketika KIR layu sebelum mendaftar resmi ke KPU.

"Di tahap ini muncul kembali pertanyaan, apakah Puan rela menjadi cawapres Prabowo atau Prabowo rela menjadi cawapres Puan?" ucapnya.

Sementara itu, kata Agung, kehadiran Puan di Hambalang mengembalikan romantisme hubungan antara PDI-P dan Gerindra saat keduanya pernah resmi bersanding ketika Megawati bersama Prabowo menjadi duet capres-cawapres di Pilpres 2009.

Baca juga: Puan Bawa Pesan Rahasia dari Megawati dalam Pertemuannya dengan Prabowo

Walaupun, pada saat itu, Megawati-Prabowo gagal mengalahkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com