Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sebut Vaksin Inavac-Indovac Tak Kalah Bagus dari Moderna dan Pfizer

Kompas.com - 02/09/2022, 21:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua vaksin produksi dalam negeri, Inavac dan Indovac, kini dalam uji klinis tahap akhir oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Epidemiolog dan Pengajar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Bayu Satria Wiratama menilai, vaksin tersebut sama bagusnya dengan vaksin buatan luar negeri yang saat ini digunakan, yakni Moderna dan Pfizer.

Dia berharap, kedua vaksin itu bisa segera digunakan jika izin edar atau izin penggunaan darurat (Emergency Use Authoruzation/EUA) sudah diterbitkan oleh BPOM.

Baca juga: Erick Thohir: Vaksin Covid-19 Bio Farma Dirancang Jadi Vaksin Halal

"Kalau vaksin Indonesia itu sudah lulus uji sampai terakhir, itu bisa digunakan dan tentu sama bagusnya dengan Moderna dan Pfizer," ucap Bayu dalam bincang media secara daring, Jumat (2/8/2022).

Bayu berharap, terbitnya izin edar untuk vaksin itu menambah kepercayaan masyarakat untuk mendapat vaksinasi Covid-19, khususnya untuk dosis primer 1 dan 2.

Sebab selama ini, masih banyak masyarakat yang memilih jenis vaksin dengan berbagai alasan. Selain itu, masih banyak yang tidak melakukan vaksinasi karena khawatir akan efek sampingnya.

Baca juga: Jika Ada Vaksin Booster Lanjutan, Epidemiolog Sarankan Kelompok Miskin Tetap Gratis

"Selama vaksin yang produksi dalam negeri, Indovac sama Inavac sudah melalui uji klinis fase III dua-duanya akan direkomendasikan juga untuk digunakan dalam vaksinasi di Indonesia. Tidak perlu takut, tidak perlu khawatir hasilnya tidak bagus," ucap Bayu.

Sementara itu, Guru Besar Mikrobiologi FKUI, Amin Soebandrio menyampaikan, hasil uji klinis dari kedua vaksin cukup menjanjikan. Efikasi vaksin tersebut di atas 50 persen dan sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Adapun uji klinik fase I untuk jenis vaksin Indovac sudah sampai follow up 5 bulan, fase II follow up 3 bulan, dan fase III memasuki follow up 50 hari.

Sementara itu, uji klinik vaksin Inavac fase I dan II sudah sampai follow up 3 bulan, sedangkan uji klinik fase III memasuki penyelesaian penyuntikan dosis kedua dan follow up study.

Baca juga: BPOM Harap Izin Penggunaan Darurat Vaksin Inavac dan Indovac Dapat Keluar September 2022

"Informasi sementara menunjukkan keamanan atau efikasi yang baik, sehingga itu bisa dipakai. pasti kalau sudah dapat EUA, maka itu akan dipakai untuk vaksinasi primer pertama dan kedua," ucap dia.

Sedangkan untuk vaksin booster, Amin menyebut perlu kajian lebih lanjut. Kedua jenis vaksin itu juga tengah diusulkan untuk menjadi dosis penguat (booster) dan vaksinasi primer anak.

Keduanya kini dalam proses pengajuan protokol uji klinis.

"Harus diikuti dengan kajian lebih lanjut apakah bisa dipakai untuk booster, termasuk rentang usia apakah itu bisa dipergunakan di usia produktif sampai 50 tahun atau sampai usia lanjut, atau untuk anak-anak ataupun bayi. Itu masih terus dikaji," jelas Amin.

Sebagai informasi, vaksin Indovac dan Inavac sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo. Kepala BPOM Penny K. Lukito berharap izin edar atau izin penggunaan darurat bisa keluar pada September 2022.

Baca juga: 3.000 Nakes di Kabupaten Tangerang Telah Terima Vaksin Covid-19 Booster Kedua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com