JAKARTA, KOMPAS.com - Peran Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terungkap melalui rekonstruksi perkara yang digelar pada Selasa (30/8/2022).
Dalam rekonstruksi yang berlangsung selama 7,5 jam itu, terbongkar ulah Sambo merencanakan pembunuhan, menginstruksikan penembakan, hingga menembak Yosua yang sudah terkapar.
Baca juga: Detik-detik Penembakan Brigadir J Versi Rekonstruksi Ferdy Sambo dan Bharada E yang Tak Sesuai
Penembakan tersebut melibatkan tiga anak buah Sambo yakni Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.
Rencana pembunuhan juga turut disaksikan oleh istri Sambo, Putri Candrawathi.
Kelima orang itu kini telah menjadi tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua.
Proses rekonstruksi salah satunya memperlihatkan adegan di ruangan Sambo di lantai tiga rumah pribadinya di Jalan Saguling, Jakarta Selatan.
Dilihat dari tayangan YouTube Polri RV, mulanya Sambo duduk di sofa berdampingan dengan istrinya, Putri Candrawathi.
Tak diketahui dialog yang terjadi antara Sambo dengan istrinya ketika itu.
Namun, tidak lama, Sambo mengeluarkan alat komunikasi handy talkie (HT). Diduga dia memanggil para anak buahnya guna membicarakan rencana pembunuhan.
Baca juga: Sebelum Penembakan, Ferdy Sambo Marah ke Brigadir J dan Teriak ke Bharada E untuk Eksekusi
Setelahnya, Putri tampak keluar dari ruangan. Sementara, Ricky Rizal atau Bripka RR masuk ke ruangan tersebut.
Bripka RR duduk di sofa di hadapan Sambo, namun tak diketahui apa yang dibicarakan.
Adegan rekonstruksi setelah itu memperlihatkan Bripka RR turun ke lantai satu dan menuju keluar rumah Sambo.
Dia lantas duduk di sebuah bangku di depan rumah Sambo dan berbincang dengan Richard Eliezer atau Bharada E.
Tak jauh dari tempat mereka duduk, Brigadir J sedang duduk bersama dua ajudan Sambo lainnya sembari menelepon.
Beberapa saat kemudian, giliran Bharada E yang naik ke lantai tiga. Dia menemui Sambo yang masih duduk di sofa, kali ini berdampingan dengan Putri.