JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengaku kaget saat mengetahui banyaknya stigma yang melekat di masyarakat soal parpol.
Wakil Ketua Umum Golkar, Nurul Arifin misalnya, kaget lantaran banyak warga yang menuding bahwa parpol gagal total, tidak efektif, pemborosan, korupsi, nepotisme, hingga gombal.
Dia pun meminta masyarakat maupun aktivis untuk bergabung terlebih dahulu dengan parpol sebelum melayangkan hujatan.
Baca juga: Hasyim Asyari Mengaku Belum Tahu Duduk Perkara KPU Dilaporkan Parpol ke Bawaslu
Adapun tanggapan buruk soal parpol ini ditulis para peserta (participant) dalam diskusi publik melalui link Slido yang telah disediakan. Peserta diminta mengetikkan satu kata yang menggambarkan kondisi partai politik di Indonesia saat ini.
Dari sekian banyak tanggapan yang masuk, kata yang paling banyak muncul adalah korupsi, gagal total, tidak efektif, pemborosan, korupsi, nepotisme, hingga gombal.
"Tadi saya agak kaget dan terus terang jangan men-judge dulu parpol. Mungkin baiknya masuk dulu partai politik, baru kita bisa tahu sebenarnya perjuangan kita itu seperti apa," kata Nurul dalam diskusi publik persiapan Pemilu 2024 dengan tajuk program ‘Election Talk Series', Kamis (25/8/2022).
Nurul lantas mempertanyakan kenapa masyarakat menuding parpol gagal total dan tidak efektif.
Sedangkan menurutnya, partai politik adalah salah satu prasyarat sistem demokrasi. Tanpa partai politik, kata Nurul, mustahil sistem demokrasi akan berjalan baik.
"Yang membuat saya kaget itu gagal totalnya. Gagal totalnya itu di mana? Judge itu harus ada alasan, kemudian harus seperti apa. Kemudian enggak efektif, enggak efektifnya itu seperti apa?," tanya Nurul.
Senada, politisi PDI Perjuangan Diah Pitaloka juga mengaku kaget dengan tanggapan masyarakat yang menyatakan kehadiran partai politik tidak memiliki sisi positif.
Baca juga: Tak Lolos Pendaftaran Pemilu, Partai Eggi Sudjana Ajukan Sengketa ke Bawaslu
"Tadi mikir juga kok imajinasi tentang partai politik enggak ada yang positif. Gawat juga nih, kalau pemilu soalnya yang ikut pemilu parpol semua," tuturnya.
Kendati begitu, dia berharap semangat untuk partai politik tetap ada, mengingat parpol adalah bagian dari demokrasi.
Dia pun paham, masyarakat memiliki harapan tinggi kepada parpol lantaran banyaknya kekecewaan.
"Saya berharap semangatnya tetap ada, bagaimana kita memperjuangkan (demokrasi) karena esensinya juga lahir dari sebuah perjuangan dan partai politik. Parpol memang sebuah instrumen dalam demokrasi untuk salah satunya kita menyelenggarakan pemilu," sebut Diah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.