JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengharapkan Bank Syariah Indonesia (BSI) masuk dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) dengan mendapatkan suntikan dana dari negara.
Ma'ruf mengatakan, saat ini pemerintah masih mengkaji wacana menyuntikkan dana ke BSI lewat kepemilikkan saham supaya bank tersebut menjadi bank pelat merah.
"Ada keinginan menjadikan BSI itu sahamnya negara, sehingga dia menjadi perusahaan yang semacam Himbara begitu. Nah ini memang sedang dalam proses pengkajian,” kata Ma'ruf dalam keterangan pers di kawasan Pantai Indah Kapuk 2, Tangerang, Selasa (22/8/2022).
Baca juga: Cara Mengambil Uang di ATM BSI Tanpa Kartu, Mudah dan Praktis
Ma'ruf mengatakan, suntikan dana dari negara diperlukan untuk memperkuat posisi dan mengembangkan BSI sehingga menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia.
"Sekarang ini sudah menjadi kalau (dalam jajaran) bank-bank syariah kira-kira masuk 10 besar (dunia), supaya akan lebih besar lagi ketika saham pemerintah secara resmi masuk di dalam BSI," kata dia.
Baca juga: Erick Thohir Terima Pengunduran Diri Tuan Guru Bajang Sebagai Wakomut BSI
Adapun BSI merupakan hasil merger dari unit usaha syariah tiga bank pelat merah yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Hingga kini, mayoritas saham BSI masih dimiliki oleh tiga bank tersebut tanpa adanya porsi kepemilikan saham oleh negara seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.