Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Potensi Cacar Monyet Jadi Pandemi Masih Jauh

Kompas.com - 23/08/2022, 18:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, cacar monyet atau monkeypox tidak berpotensi menjadi pandemi seperti Covid-19.

Sebab, banyak masyarakat yang sudah terproteksi oleh vaksin cacar infeksi virus variola atau smallpox. Vaksin smallpox masih sangat ampuh menahan gelombang penularan cacar monyet.

"Untuk menjadi pandemi masih jauh kemungkinannya, karena setidaknya sebagian masyarakat dunia sudah punya imunitas. Jadi kalau sudah punya imunitas dia akan jadi barrier dan sulit, dan bukan tipe cepat menular," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Menkes: Vaksin Cacar Monyet Hanya Diberikan ke Warga Berimunitas Rendah

Dicky menuturkan, vaksin smallpox yang digunakan di banyak negara saat ini memproteksi 85 persen penyakit cacar monyet.

Vaksin ini umumnya dikenal sebagai Imvanex di Inggris dan Jynneos di AS. Kedua jenis vaksin ini tidak mengandung virus hidup. Sedangkan untuk terapi antiviral, ada dua jenis yang digunakan, yakni tecovirimat dan cidofovir.

"Kita tahu ini adalah virus, DNA virus yang lambat banget perlu tahunan (untuk penularannya) karena sebetulnya virus ini sudah keluar lama. Jadi proses terjadinya wabah itu tidak tunggal, dalam artian masih ada letupan-letupan, ada proses yang silent, undercover," jelas Dicky.

Kendati tidak berpotensi menjadi pandemi, Dicky menyarankan masyarakat tetap menjalani perilaku pola hidup bersih dan sehat.

Menurut Dicky, pola hidup bersih dan sehat sangat ampuh menahan semua penyakit menular, seperti cacar monyet, Covid-19, flu Singapura, TBC, maupun penyakit menular lainnya.

"Jadi pandemi Covid-19 harusnya menjadi pengingat bahwa kita sudah saatnya berubah untuk lebih bersih dan sehat, bersih diri, bersih lingkungan, bersih tempat kerja, bersih sekolah, bersih rumah dan lain sebagainya," tutur Dicky.

Lebih lanjut, Dicky menyarankan masyarakat tetap disiplin menjalani protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

"Cuci tangan jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Enggak perlu jadi slogan saja tapi sudah melekat. Ini harus ditanamkan baik kepada anak maupun di orang dewasa. Memakai masker, karena selama udara ini kotor, kualitas udara buruk, ya itu berisiko," jelas Dicky.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan temuan kasus cacar monyet atau monkepox pertama di Indonesia, Sabtu (20/8/2022). Kasus ini ditemukan di Jakarta pada seorang warga Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, kasus pertama cacar monyet ini dialami oleh seorang laki-laki yang baru pulang dari perjalanan luar negeri.

Baca juga: 3 Instruksi Jokowi soal Temuan Cacar Monyet di Indonesia

Negara yang dikunjunginya termasuk dalam 89 negara dengan temuan kasus cacar monyet atau monkeypox pada tanggal 8 Agustus 2022.

Temuan kasus terkonfirmasi positif cacar monyet pertama di negara Indonesia ini merupakan temuan dari hasil deteksi dini yang dilakukan pasien tersebut.

“Laki-laki ini baru pulang dari bepergian luar negeri yang termasuk dari 89 negara yang sudah melaporkan kasus cacar monyet saat ini,” kata Syahril dalam Konferensi Pers (Konpers) Kemenkes, Sabtu (20/8/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com