Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Vaksin Cacar Monyet Tidak Diprioritaskan untuk Lansia dan Ibu Hamil

Kompas.com - 23/08/2022, 15:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, strategi vaksinasi cincin (ring vaccination) merupakan cara yang tepat untuk mencegah penularan penyakit cacar monyet alias monkeypox di Indonesia.

Vaksinasi cincin adalah vaksin yang hanya diberikan untuk orang-orang tertentu saja, seperti orang yang berkontak erat dengan penderita.

Dengan demikian, prioritas vaksin ini berbeda dengan Covid-19 yang digencarkan untuk lansia, ibu hamil, maupun anak-anak.

Baca juga: Cacar Monyet Terdeteksi di Jakarta, Dinkes Depok Minta Warga Tidak Panik dan Terapkan PHBS

"Vaksin untuk monkeypox ini tidak diprioritaskan untuk lansia atau ibu hamil, tapi menggunakan strategi ring vaksinasi atau vaksinasi cincin atau kelompok kontak erat," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/8/2022).

Dicky menuturkan, strategi vaksinasi cincin juga dipakai saat kasus cacar yang disebabkan oleh infeksi virus variola atau smallpox. Saat itu, strategi vaksinasi cincin sangat efektif menangkal penularan kasus.

Menurut Dicky, vaksinasi hanya perlu diberikan pada orang yang melakukan kontak erat dengan penderita dalam kurun waktu 2 minggu terakhir. Vaksin juga diberikan kepada orang yang berisiko tinggi, seperti pengidap diabetes maupun HIV.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Warga Tak Perlu Khawatir Gunakan Transportasi Publik

"Jadi keberhasilan strategi vaksinasi smallpox dulu bukan dengan cara memvaksinasi semua orang, enggak. Jadi kasus kontak (erat) saja yang divaksinasi tanpa melihat dia siapa, tetap harus diberikan," tutur Dicky.

Dicky berujar, penerapan strategi ini bukan tanpa alasan. Cacar monyet tidak mudah menular seperti Covid-19.

Penularan virus hanya terjadi jika ada kontak langsung maupun kontak tidak langsung dengan penderita. Kontak langsung berupa sentuhan kulit, sementara kontak tidak langsung memakai barang kebutuhan sehari-hari bersama-sama.

Baca juga: Kemenkes: Kondisi Pasien Cacar Monyet di Indonesia Membaik

"Kemudian orang yang sakit monkeypox gampang kelihatan. Dia akan menularkan kalau sudah bergejala, berbeda dengan Covid-19. Kalau Covid-19 orang bergejala jalan sana-sini, itu menularkan. Kalau monkeypox harus bergejala dulu, kelihatan di kulitnya ada luka," tutur Dicky.

Sebagai informasi, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 10.000 vaksin cacar monyet menyusul ditemukannya kasus cacar monyet pertama di Indonesia.

Sebanyak 10.000 vaksin tersebut akan disalurkan pada penderita cacar monyet dan mereka yang pernah melakukan kontak erat dengan penderita. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kemenkes, Syahril.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Pertama Ditemukan di Jakarta, Epidemiolog: Harus Segera Siapkan Vaksin

"Ada sekitar 10.000 vaksin kita adakan," ujar Juru Bicara Kemenkes Syahril dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).

Adapun proses pengadaan vaksin cacar monyet akan melalui rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sedang dilakukan uji klinis.

Kendati cacar monyet sudah menjadi bencana global, Syahril mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) belum memberikan rekomendasi massal.

Baca juga: Cacar Monyet Terdeteksi, Jokowi: Tak Perlu Panik, Penularan Bukan lewat Droplet

"Untuk sementara ini WHO belum memberikan rekomendasi vaksinasi massal sebagaimana halnya Covid. Jadi ada 2 atau 3 negara yang sudah melakukan vaksinasi dan kita juga sudah berproses untuk pengadaan," tutur Syahril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com