Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Litbang Kompas: 16,1 Persen Responden Belum Tentukan Parpol Pilihan, 9,1 Persen Belum Pilih Capres

Kompas.com - 22/08/2022, 09:24 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2022 menunjukkan, publik belum sepenuhnya menyatakan dukungan politik kepada partai politik ataupun calon presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Berdasarkan survei tersebut, ada 16,1 responden yang belum menentukan partai yang akan dipilih, sedangkan 9,1 persen responden belum menjatuhkan pilihan kepada calon presiden.

"Ini menunjukkan bahwa mengambil hati mereka yang belum secara tegas menyatakan pilihannya bisa menjadi strategi elektoral yang menentukan hasil pemilu," kata peneliti Litbang Kompas, Vincentius Gitiyarko, dikutip dari Kompas.id.

Baca juga: Jokowi Dinilai Hendak Lecut Kerja Menterinya Jelang Pemilu 2024 dengan Gulirkan Wacana Reshuffle

Sebab, meski jumlah undecided voters tersebut terbilang kecil, jumlah itu juga sangat menentukan bila dilihat dalam konteks pilihan politik dalam pemilu.

Pertama, ambang batas parlemen yang harus dicapai agar partai politik menempatkan kadernya di Senayan adalah 4 persen, artinya jumlah undecided voters saat ini empat kali lipat ambang batas parlemen.

Kedua, berkaca dua pemilu presiden terakhir, selisih yang diperoleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak lebih dari 11 persen.

Pada Pilpres 2014, pasangan Jokow Widodo-Jusuf Kalla mengungguli Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan selisih suara 6,3 persen.

Lima tahun kemudian, Jokowi-Ma-ruf Amin unggul 11 persen dibandingkan Prabowo-Sandiaga.

"Baik angka ambang batas parlemen maupun selisih perolehan suara pemilu presiden dalam dua tahun terakhir berada di bawah persentase responden yang belum menyatakan pilihannya dalam survei," kata Vincentius.

Baca juga: Mengenal Tahapan Verifikasi Administrasi Partai Politik Calon Peserta Pemilu

Di samping itu, bila melihat trennya, jumlah responden yang belum menentukan pilihan pada Juni 2022 menunjukkan penurunan untuk pilihan partai dibandingkan survei yang diselenggarakan pada Januari 2022.

Angka penurunan jumlah undecided voters partai politik sekitar 1,5 persen.

Sebaliknya, untuk pilihan presiden, responden yang belum menyebutkan nama sebagai presiden bertambah sekitar 1,8 persen.

Vincentius menyampaikan, mereka yang belum sepenuhnya memberikan pilihan politik dapat menjadi gambaran ceruk pemilih yang merasa aspirasi atau harapannya belum terwakili oleh program yang ditawarkan partai politik dan para pemimpin saat ini.

"Mengingat kondisi ini, parpol dan kandidat calon presiden harus berupaya keras meyakinkan undecided voters ini agar tidak bertransformasi menjadi golput atau tidak memilih," tulis dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com