Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah “Tracing” dan Lakukan Tata Laksana Penanganan Cacar Monyet di Indonesia

Kompas.com - 21/08/2022, 12:43 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah membuat tata pelaksanaan penanganan kasus cacar monyet yang masuk ke Indonesia.

Saat ini sudah ada satu kasus konfirmasi positif cacar monyet di DKI Jakarta.

"Aktifkan tata laksana penanganan cacar monyet dan lakukan tracing kontak erat apalagi pasien baru datang dari luar negeri," kata Kurniasih dalam keterangannya, Minggu (21/8/2022).

Menurut Kurniasih, perlu pelacakan terhadap orang-orang yang memiliki kontak erat dengan kasus positif cacar monyet tersebut agar pencegahan penularan bisa segera dilakukan.

Baca juga: Kemenkes: Semua Bisa Kena, Cacar Monyet Tak Menyerang Kelompok Tertentu

Kurniasih juga menyebutkan, jika pasien positif diisolasi secara mandiri, maka pasien perlu dipantau secara rutin agar tidak ada kebocoran interaksi.

"Ini pasien pertama perlu observasi yang mendalam sehingga pemantauan intens harus terus dilakukan meskipun dilakukan isolasi mandiri," imbuhnya

Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta II ini meminta publik tidak panik, namun tetap waspada dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Jadi protokol kesehatan yang sudah kita lakukan bukan hanya untuk Covid 19 tapi juga bagian dari gaya hidup sehat dan antisipasi penyebaran berbagai penyakit termasuk cacar monyet," ungkap dia.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia Ditemukan di DKI Jakarta

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan satu kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Kasus tersebut ditemukan di wilayah DKI Jakarta.

Pasien yang ditemukan di Provinsi DKI Jakarta itu sempat memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.

Pasien pertama cacar monyet itu tiba di Tanah Air pada 8 Agustus 2022 kemudian merasakan gejala demam pada 14 Agustus 2022.

"Pasien ada yang satu terkonfirmasi dari DKI Jakarta, seorang lelaki 27 tahun," kata Juru Bicara Kemenkes Syahril dalam konferensi pers video, Sabtu (20/8/2022).

Sebagai informasi, cacar monyet ditetapkan sebagai status darurat kesehatan global sejak Sabtu (23/7/2022) oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Baca juga: Kemenkes Bakal Perluas Pemeriksaan jika Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di RI

Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Virus cacar monyet berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab cacar.

Penyebab cacar monyet adalah virus cacar monyet yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.

Virus ini umumnya ditemukan pada kera, tupai, tikus, primata, dan spesies lainnya.

Penularan bisa terjadi jika manusia melalukan kontak dengan cairan tubuh atau luka terbuka pada hewan yang terinfeksi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com