JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengatakan, perombakan atau reshuffle kabinet Indonesia Maju sangat memungkinkan kembali terjadi dalam waktu dekat ini.
Terlebih saat ini masih ada pos menteri yang masih kosong, yaitu jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) yang kosong setelah Tjahjo Kumolo meninggal dunia.
"Semuanya sangat memungkinkan. Apalagi, masih ada pos menteri yang masih kosong hingga hari ini. Ya pasti, akan diisi. Pasti ada reshuffle," ujar Faldo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan pada Jumat (19/8/2022).
Baca juga: PDI-P Prediksi Jokowi Reshuffle Kabinet pada 2023, Ganti Menteri yang Maju Capres
Dia pun menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan berbagai kemajuan kinerja pemerintah dalam pidato kenegaraannya di sidang tahunan MPR pada 16 Agustus.
Sehingga, dia menilai, tentu presiden membutuhkan tim yang mampu mempertahankan, bahkan membawa lompatan lebih tinggi.
Selain itu, kata Faldo, presiden tentu sudah punya hitungan dalam menghadapi berbagai ketidakpastian global, krisis pangan dan energi.
"Butuh solusi untuk itu, maka perombakan pun dapat dilakukan bila dibutuhkan," tambahnya.
Baca juga: Jokowi: Reshuffle Kabinet Masih Mungkin Dilakukan
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan perombakan kabinet masih memungkinkan untuk dilakukan kembali.
Menurut presiden, hal itu merujuk kepada kondisi perubahan dunia yang serba mendadak akhir-akhir ini.
Sehingga presiden menekankan diperlukan kebijakan yang cepat dan tepat dari para menteri.
"Masih (memungkinkan reshuffle). Sekarang ini setiap hari bisa terjadi perubahan mendadak situasi dunia. Kita juga membutuhkan kecepatan waktu, ketepatan membuat policy, sehingga kemungkinan reshuffle," ujar Jokowi dalam sesi wawancara khusus bersama Harian Kompas di Istana Merdeka pada 14 Agustus 2022 lalu sebagaimana dilansir dari Kompas.id, Kamis (18/7/2022).
Baca juga: Rahasia di Balik Reshuffle Kabinet ala Jokowi
Jokowi menegaskan, apabila ke depannya diperlukan reshuffle untuk kepentingan lebih baik maka akan dilakukan.
"Kalau diperlukan untuk kepentingan lebih baik, ya dilakukan. Meskipun tinggal sehari, kalau diperlukan, ya dilakukan," tambahnya.
Pernyataan soal masih terbukanya peluang reshuffle kabinet juga disampaikan Jokowi pada pertengahan Juli lalu.
Saat itu, Jokowi meminta menteri-menterinya agak bekerja secara ekstra dalam menghadapi tantangan yang tak mudah, yakni ancaman resesi akibat krisis dan energi.