Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi I Nilai Konflik Rusia-Ukraina Sensitif dan Politis bagi Presidensi G20 Indonesia

Kompas.com - 10/08/2022, 13:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Meutya Hafid menilai, konflik Rusia-Ukraina secara tidak langsung berdampak terhadap tekanan yang diterima Indonesia.

Terlebih, hal itu dirasakan menjelang Indonesia menggelar pertemuan puncak G20 di Bali, pada November mendatang.

Akibatnya, posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun ini, dinilai Meutya, mulai terasa sensitif dan politis.

"Saya dapat merasakan betul ketika rapat kerja dengan Kementerian Luar Negeri bahwa urusan Presidensi G20 Indonesia 2022 mulai terasa pelik, sensitif, dan sangat politis," kata Meutya dalam keterangannya, Rabu (10/8/2022).

"Indonesia berada di antara tarik-menarik kepentingan negara-negara yang tengah berkonflik. Urusan undangan saja jadi dilematis dan kompleks," lanjutnya.

Baca juga: Diproduksi di RI, Mobil Listrik Wuling Air EV Bakal Jadi Kendaraan Resmi KTT G20 Bali

Hal itu disampaikan Meutya saat menjadi Pembicara Kunci dalam diskusi publik bertajuk “Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Presidensi G20 di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Yayasan Ruang Damai, Selasa (9/8/2022).

Politisi Partai Golkar itu juga menyoroti peran politik luar negeri Indonesia jika dikaitkan dengan Presidensi G20.

Menurutnya, keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir Juni 2022 sudah tepat.

Baca juga: Delegasi G20 Akan Kunjungi Museum Maritim di Belitung

Dalam kesempatan yang sama, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Edy Prasetyono mengatakan, tindakan Indonesia untuk tidak mengambil sikap sanksi terhadap Rusia karena belum ada ketetapan resmi dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah benar.

“Indonesia tidak ikut serta memberikan sanksi bukan berarti pro Rusia, namun karena Indonesia memegang prinsip integritas dan menghormati hukum internasional karena pada saat itu belum ada ketetapan sanksi resmi dari PBB," ucap Edy.

Kendati demikian, ia menilai Indonesia secara tegas tetap menentang terjadinya perang.

Tidak hanya politik luar negeri, konflik Rusia-Ukraina dinilai berdampak terhadap situasi masyarakat di Indonesia.

Baca juga: Ada Lomba Hias Tumpeng dalam Rangkaian Acara KTT G20


Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Haripin.

"Terjadi polarisasi akibat konflik tersebut. Indonesia telah berupaya untuk menjadi jembatan perdamaian," tutur Haripin.

Di sisi lain, cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Mukti Ali menilai, Indonesia sebagai tuan rumah berhak mengundang negara-negara G20.

Keputusan itu, kata dia, harus dihormati karena semua pihak berkomitmen pada kesepakatan yang dibuat sebelum konflik terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com