Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Projo Singgung Sosok yang Pernah Menggunakan Politik Identitas...

Kompas.com - 04/08/2022, 09:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum organisasi relawan Projo Budi Arie Setiadi menyinggung sosok-sosok yang pernah menggunakan politik identitas pada masa lalu.

Menurut dia, organisasi relawan pendukung Joko Widodo telah mengidentifikasi siapa saja sosok-sosok yang dimaksud dalam rangka menghadapi Pilpres 2024.

"Karena kan ada rekam jejaknya jelas," ujar Budi saat berbincang dengan Kompas.com, di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (1/8/2022) lalu.

Baca juga: Sekjen Projo: Kami Bukan Endorser Satu Orang, Mau Ganjar, Anies, atau Siapa Pun

Meski demikian, Budi melihat sosok-sosok tersebut telah menyadari bahwa politik identitas tidak akan membawa mereka menjadi pemimpin bangsa.

Sebab, untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia, karakteristik yang dibutuhkan adalah berdiri di atas segala golongan, tanpa terkecuali.

Kelompok relawan pun yakin sosok-sosok itu akan meninggalkan politik identitas sebagai cara untuk meraih kekuasaan.

Baca juga: Tak Mau Endorse Capres, Projo: Usulan Nama Khusus untuk Pegangan Jokowi, Bukan Konsumsi Publik

"Lagipula kan konsepsi tentang bangsa ini pasti beda ya dengan menjadi pemimpin wilayah atau kota. Jadi ya pasti ada perbedaan cara lah," ujar Budi.

Berkaitan dengan penyelenggaraan Musyawarah Rakyat (Musra) di mana relawan Jokowi akan menghimpun suara publik soal siapa yang akan dijagokan dalam Pilpres 2024, Budi mengatakan, bukan tak mungkin sosok-sosok yang pernah memakai politik identitas itu bisa terjaring di dalamnya.

Justru, dalam Musra, para stakeholder dapat mendiskusikan hal itu secara lebih mendalam. Bahkan, bisa saja mempertanyakan komitmen kebangsaan secara langsung ke sosok-sosok yang dimaksud.

Baca juga: Ada Spanduk Bergambar Puan dan Gibran, Projo Solo: Bukan dari Kita, Itu Liar

Tetapi yang jelas, hal itu dilakukan dalam kerangka diskusi yang produktif, bukan untuk mencari-cari kesalahan di masa lalu.

"Kita pasti sudah lebih dewasa dalam menilai seseorang yang punya catatan tentang penggunaan politik identitas. Justru kepada seseorang itu, perlu ditanyakan lebih serius tentang komitmen kebangsaannya di dalam Musra nantinya," ujar Budi.

Diketahui, sejumlah organisasi relawan pendukung Jokowi akan menggelar Musra. Itu adalah forum untuk menghimpun keinginan elemen masyarakat terkait capres-cawapres di Pilpres 2024.

Baca juga: Spanduk Puan Bersama Gibran dari Solo Raya untuk Indonesia Projo Solo Keberatan: Akan Diturunkan

Musra pertama akan digelar di Bandung pada 27 Agustus 2022. Kemudian, akan digelar secara marathon di 33 provinsi Indonesia dan akan berakhir pada Maret 2022.

Hasilnya akan diserahkan kepada Jokowi secara tertutup. Kemudian, Jokowi akan mengumumkan siapa sosok capres-cawapres yang akan ia dukung dalam Pilpres 2024.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai rencana kegiatan Musra dapat dibaca lebih lengkap di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com