Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Masih Dikaji Perlu atau Tidak

Kompas.com - 25/07/2022, 14:10 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengatakan, vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau vaksinasi booster kedua masih dalam tahap wacana.

Syahril menyebut, Kemenkes dan pihak lain tengah mengkaji pentingnya vaksin Covid-19 dosis keempat.

"Masih dalam wacana, sudah dipikirkan. Karena kita harus mengajak semua yang terkait untuk mengkaji pentingnya, perlunya booster ini," ujar Syahril dalam diskusi virtual, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Bukan Prioritas, Kita Fokus Booster

Syahril mengatakan, ada sejumlah langkah yang harus diperhatikan dalam wacana vaksinasi Covid-19 dosis keempat ini, seperti keputusan mengenai jenis vaksinnya hingga harus mendapat rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

"Vaksinasi keempat untuk tenaga kesehatan atau pelayanan publik yang lain termasuk lanjut usia masih dalam tahap usulan yang butuh waktu, kita lihat saja," kata dia.

Syahril berharap, akan ada keputusan yang baik mengenai wacana vaksinasi booster kedua tersebut.

Sejumlah pihak mendorong pemerintah mulai mempertimbangkan vaksinasi dosis empat lantaran virus corona terus bermutasi.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat, perkembangan mutasi virus corona dapat menurunkan efikasi vaksin, sehingga vaksin dosis ketiga atau booster saja belum cukup.

"Sekarang tiga dosis pun sudah terancam menurun lagi ini efektivitasnya dalam memberikan proteksi," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (21/7/2022).

Baca juga: Vaksin Dosis Keempat Mulai Dipertimbangkan, Sampai Kapan Harus Terus Suntik Vaksin Booster?

Seiring dengan mutasi virus corona yang terus berkembang, Dicky mengatakan, efektivitas vaksin akan terus menurun.

Kendati demikian, vaksin tetap dibutuhkan untuk mencegah keparahan infeksi Covid-19.

Vaksin booster disebut mampu menekan angka kematian atau mencegah pasien Covid-19 dirawat di ruang ICU rumah sakit.

"Ketika (virus corona) ini menimpa orang yang belum di-booster (pasien mungkin) meninggal. Jadi vaksin ini memang terbukti ada kelemahan bahwa dia belum bisa mencegah (infeksi virus corona) 100 persen, tidak terinfeksi bukan berarti sakit," ucap dia.

Menurut Dicky, untuk tahap awal, pemerintah bisa memberikan vaksin dosis keempat ke kelompok yang urgen, misalnya, kalangan lanjut usia (lansia) dan orang dengan komorbid atau penyakit bawaan.

Baca juga: Wacana Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat, Urgensi dan Respons Pemerintah

Selain itu, petugas pelayan publik seperti tenaga kesehatan dan guru atau pengajar juga patut dipertimbangkan mendapat vaksinasi lanjutan ini.

"Penting sekali upaya vaksinasi booster dosis keempat ini untuk melindungi orang-orang yang sudah lebih dari 3 bulan 4 bulan yang lalu mendapatkan dosis ketiganya, terutama di kelompok rawan atau berisiko, baik dari kondisi tubuh maupun dari sisi pekerjaan," ujar Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com