Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aprilianto Satria Pratama
Kepala Divisi Politik dan Otonomi Daerah Swasaba Research Initiative

Peneliti | Political Enthusiast | Kolumnis

Penguatan Wajah Parpol di Masyarakat

Kompas.com - 25/07/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAIN dalam wajah public office (parlemen) dan central office (struktur internal), Katz dan Mair (2002), melalui bukunya yang berjudul The Ascendancy of the Party in Public Office: Party Organizational Change in Twentieth-Century Democracies, mengatakan bahwa partai politik (parpol) juga memiliki wajahnya yang ketiga, yaitu on the ground (wajah di masyarakat).

Tulisan ini lantas ingin menjadikan konsepsi wajah parpol di masyarakat tersebut sebagai alat untuk memandang proses pembentukan kerja sama para parpol di Indonesia dalam menghadapi Pemillihan Umum Presiden (Pilpres 2024).

Kerja sama tersebut sudah dilakukan secara terang-terangan dalam beberapa pekan terakhir, meski Pilpres baru akan diselenggarakan dua tahun lagi.

Merujuk pada UU No 17 tahun 2017, pada 2024 mendatang, Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) hanya bisa diajukan oleh parpol/gabungan parpol yang memiliki 20 persen kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Praktis, pada 2024 mendatang, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang bisa mencalonkan Capres-Cawapresnya sendiri karena mendudukkan 128 kadernya dari total 575 anggota DPR (22,26 persen) melalui Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019.

Dampaknya, selain PDIP, terlebih bagi yang masih memiliki hasrat untuk mencalonkan tokohnya sendiri sebagai Capres/Cawapres, para parpol jadi harus saling bekerjasama agar bisa melewati angka Presidential Threshold 20 persen tersebut.

Di lapangan, para parpol terdokumentasi telah memulai proses penjajakan agar bisa sampai pada kerja sama yang dimaksud.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) misalnya, tampak agresif. Setelah sempat intim dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menggaungkan ‘koalisi’ semut merah pada pertengahan Juni 2022, belakangan PKB justru merekatkan diri dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan langsung menyodorkan paket Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar kepada publik.

Kerja sama politik tentu tidak bisa dipisahkan dari momentum pembentukan ‘Koalisi’ Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) beberapa waktu sebelumnya.

Dalam format yang agak berbeda, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memilih untuk melakukan penyaringan nama terlebih dulu.

Adapun PKS dan Partai Demokrat tampak sedang bergerak dalam diam. Meski demikian, mengingat tidak ada yang bisa mencalonkan Capres dan Cawapres secara mandiri selain PDIP, para parpol tersebut pada akhirnya harus saling bekerja sama.

Latar belakang inilah yang lantas membuat silaturahim politik antarparpol di Indonesia sedang terjadi dengan riuh-riuhnya.

Namun demikian, di balik keriuhan tersebut, terdapat satu hal penting yang agaknya terlewat dari pemberitaan media masa arus utama: bukankah pada akhirnya masyarakat yang akan memilih Capres dan Cawapres pada 2024 mendatang?

Lalu di mana masyarakat, di tengah keriuhan pembentukan blok-blok politik yang sedang ramai tersebut? Bagaimana posisinya secara ideal?

Pengabaian masyarakat

Dalam konteks hubungan antara parpol dan konstituen, tentu saja keriuhan proses pembentukan blok politik sebagaimana disampaikan di atas justru menunjukkan bahwa masyarakat sedang demikian diabaikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com