JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa angkat bicara terkait dugaan spionase oleh tiga warga negara asing (WNA) di perbatasan Indonesia dan Malaysia, tepatnya di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (20/7/2022).
Hingga kini, ia mengaku belum menerima laporan resmi mengenai kegiatan spionase tersebut.
“Saya sendiri belum dapat laporan resmi. Tapi saya akan hati-hati, karena mata-mata itu juga saya harus tahu persis,” kata Andika kepada awak media di Mabes TNI, Jakarta, Minggu (24/7/2022).
Meski demikian, pihaknya akan menelusuri terkait dugaan spionase oleh WNA tersebut.
"Yang bilang itu (mata-mata) kan bukan saya. Saya harus tahu dulu, sampai hari ini saya belum dapat laporan resmi, tapi saya janji, saya akan telusuri supaya proporsional penanganannya," terang dia.
Sebelumnya, Satgas Marinir Ambalat XXVIII mengamankan tiga WNA dari Malaysia dan China karena diduga melakukan spionase.
Mereka adalah Leo Bin Simon (39), warga Jalan Batu 2 Apas 91000 Tawau, Sabah, Malaysia; Ho Jin Kiat (40) yang beralamat di 26 Reservior Garden PH 1 38300 Kota Kinabalu, Sabah; dan Ji Dong Bai (45), warga Provinsi Shanxi, China.
Hingga kini, ketiga WNA tersebut masih diperiksa pihak Imigrasi.
Selain itu, Satgas Marinir Ambalat XXVIII juga mengamankan tiga warga negara Indonesia (WNI).
Dansatgas Marinir XXVIII Ambalat, Kapten Mar Andreas Manalu mengatakan, sebelum ditangkap, ketiga WNA tersebut sangat mencurigakan.
Baca juga: Air Mata Gus Dur Mengalir sebelum Terbitkan Dekrit