JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J memasuki babak baru.
Setelah bergulir selama hampir 2 pekan, Polri akhirnya mengabulkan permintaan keluarga untuk mengotopsi ulang jenazah Brigadir J.
Selain itu, polisi juga mengaku telah mengantongi rekaman CCTV yang bisa mengungkap kasus kematian Brigadir Yosua.
Kini, keluarga dan publik menggantungkan harapan besar ke Polri. Kasus yang masih jadi misteri ini diharapkan segera menemui titik terang.
Baca juga: Fakta Seputar Rekaman CCTV yang Bisa Ungkap Penyebab Kematian Brigadir J
Pihak kepolisian akhirnya memutuskan memenuhi permintaan pihak keluarga untuk mengotopsi ulang jenazah Brigadir J.
Sebelumnya, keluarga mendesak dilakukannya otopsi ulang lantaran menemukan sejumlah luka tak wajar di jasad Brigadir J.
Tak hanya luka tembak, di tubuh Brigadir J juga diduga terdapat luka sayat dan memar seperti bekas penganiayaan. Bahkan, keluarga menyebut, ditemukan luka goresan di leher Brigadir J layaknya bekas jeratan tali.
"Pada intinya dari hasil komunikasi dari pihak pengacara diminta untuk dilaksanakan otopsi ulang atau ekshumasi itu dipenuhi,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Saat Jokowi Perintahkan Penanganan Kasus Tewasnya Brigadir J Dibuka Apa Adanya...
Polri mengatakan, nantinya otopsi ulang akan melibatkan unsur-unsur di luar Kedokteran Forensik Polri.
Sementara, pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengatakan bahwa tim dokter forensik dari tiga matra TNI bakal ikut membantu otopsi ulang.
Menurut dia, bantuan dari TNI ini sudah disetujui oleh Polri dalam gelar perkara kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.
"Telah dibicarakan dalam gelar perkara bahwa akan dibentuk tim independen, yaitu melibatkan dokter-dokter forensik gabungan dari RSPAD, kemudian dari RSAL, RSAU," ujar Kamaruddin saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/7/2022).
Selain itu, otopsi ulang jenazah Brigadir akan melibatkan tim dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) serta satu rumah sakit swasta nasional.
Meski demikian, Kamaruddin tidak tahu kapan otopsi ulang itu akan dilakukan.
Polri juga mengaku telah mengantongi rekaman kamera closed-circuit television (CCTV) yang bisa mengungkap kematian Brigadir J.
Saat awal kasus ini diungkap ke publik, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan bahwa seluruh kamera CCTV di tempat kejadian perkara (TKP), yakni rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo, mati sejak 2 minggu sebelum kejadian.
Baca juga: Selain Irjen Ferdy Sambo, Karo Paminal dan Kapolres Jaksel Juga Dinonaktifkan
Namun, belakangan Polri mengaku mendapatkan rekaman CCTV yang bisa menguak misteri kasus ini.
"Tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Irjen Dedi Prasetyo.