Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batuk dan Pilek Dominasi Penyakit Jemaah Haji, Dialami 15.953 Orang

Kompas.com - 14/07/2022, 18:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan, penyakit batuk dan pilek mendominasi penyakit jemaah haji Indonesia di Mekkah, Arab Saudi.

Dia bilang, penyakit yang diidap jemaah haji ini mengalami pergeseran. Pada awal kedatangan, para jemaah banyak mengidap penyakit hipertensi/darah tinggi dan jantung.

Berdasarkan laporan Kemenkes RI, batuk dan pilek dialami 15.953 orang.

"Jemaah kita didominasi oleh adanya pergeseran penyakit. Kalau awalnya dominasi hipertensi jantung, saat ini batuk pilek mendominasi jemaah kita," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Budi menuturkan, penyakit batuk pilek yang kini mendominasi penyakit jemaah disebabkan oleh faktor kelelahan. Sebab, ibadah haji didominasi oleh aktivitas fisik. Hal ini pula yang membuat penyakit komorbid jemaah haji kambuh.

Baca juga: Kemenkes: Jemaah Haji Tak Perlu Karantina Terpusat Sepulangnya dari Saudi

Selain kelelahan, jemaah haji juga banyak merasa dehidrasi karena cuaca terik. Menurut Budi, Warga Negara Indonesia (WNI) yang tidak terbiasa dengan suhu panas akan lebih mudah merasa dehidrasi.

"Jadi bahwa kelelahan dan dehidrasi menjadi faktor penyebab utama timbulnya penyakit jemaah kita," tutur Budi.

Kendati didominasi batuk pilek yang notabene merupakan penyakit menular, Budi menegaskan tidak ditemukan penyakit-penyakit menular dan infeksi yang berbahaya. Sekalipun ada, pihaknya akan segera memberikan pengobatan.

Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan monitor jemaah haji yang mengidap penyakit selama di Tanah Suci. Terkait batuk pilek, pihaknya meminta kepada jemaah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker di sisa hari terakhir perjalanan haji.

"Namun dalam diagnosa yang ada di catatan medis jemaah belum ditemukan penyakit berbahaya yang ada di diri jemaah haji Indonesia. Alhamdulillah, mudah-mudahan ini akan terus berlanjut, jemaah kita akan pulang dalam keadaan sehat," beber Budi.

Baca juga: Pemulangan Jemaah Haji Indonesia: Tidak Ada Karantina Selama 21 Hari

Lebih lanjut dia menjelaskan, monitoring akan terus dilaksanakan hingga jemaah haji kembali ke Tanah Air. Setibanya di Indonesia, jemaah harus lebih dulu menjalani skrining kesehatan saat kedatangan di bandara internasional debarkasi.

Skrining itu meliputi pengecekan suhu melalui thermal scanner dan thermal gun, serta melakukan observasi terhadap jemaah di debarkasi untuk melihat tanda dan gejala penyakit.

Jika terdapat jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, maka jemaah perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui tes PCR. Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Jika hasilnya positif, akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala/gejala ringan. Sementara yang bergejala sedang/berat akan dirujuk ke RS Rujukan Covid-19” jelas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com