JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tingkat positivity rate mingguan Covid-19 di Indonesia sudah melebihi standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Diketahui, standar positivity rate WHO adalah 5 persen. Sementara, positivity rate di Indonesia mencapai 5,2 persen.
"Pada pekan kedua di bulan Juli, angkanya mencapai 5,12 persen. Yang mana, angka tersebut sudah melewati standar WHO yaitu 5 persen," ujar Wiku dilansir dari siaran pers Satgas Covid-19, Kamis (14/7/2022).
Ia mengungkapkan, kenaikan angka positivity rate ini dipengaruhi oleh penambahan kasus harian.
Baca juga: Satgas: Perkembangan Vaksinasi Booster Stagnan, di 28 Provinsi Capaiannya Masih di Bawah 30 Persen
Pada 12 Juli kemarin, penambahan kasus harian mencapai 3.361 dalam 24 jam terakhir. Kenaikan ini mencatatkan angka tertinggi dari sebelumnya yang bertahan di kisaran 2.000 kasus per hari.
"Kenaikan kasus positif saat ini, peningkatannya mencapai enam kali lipat jika dibandingkan tepat 1 bulan yang lalu, yaitu 12 Juni 2022. Di mana saat itu, kasus harian berkisar 551 kasus dalam 1 hari," ungkap Wiku.
Selain itu, kenaikan kasus positif saat ini berimbas pada meningkatnya kasus aktif.
Per 12 Juli 2022, kasus aktif menembus angka 20.000 kasus, di mana angka ini naik empat kali lipat dari bulan lalu yang tercatat sekitar 4.000 kasus.
Meski demikian, Wiku menyebutkan kasus kematian harian tidak mengalami kenaikan signifikan.
Baca juga: Level PPKM Jabodetabek Berubah dalam Sehari, Satgas Jelaskan Alasannya
Angka kematian harian saat ini masih di bawah 10 kasus, atau tepatnya per 12 Juli 2022, tercatat 8 kematian.
"Namun angka 8 ini jangan dilihat sekedar angka. Karena masing-masing adalah nyawa seseorang dan tidak bisa kita abaikan begitu saja," tegas Wiku.
Di sisi lain, ia meminta, agar kepala daerah dapat mencermati kenaikan angka kasus di wilayah masing-masing. Wilayah Jawa-Bali menjadi penyumbang terbesar kasus positif Covid-19 secara nasional, yakni mencapai 95,45 persen.
"Hal ini penting menjadi perhatian, sebab ini menandakan bahwa penularan masih terpusat di pulau Jawa-Bali. Yang mana pergerakan aktivitas masyarakat terjadi paling banyak dan besar," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.