JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai kinerja Polri lebih optimal setelah kritik lewat tagar terhadap institusi ini viral di media sosial.
Berdasarkan laporan yang dirilis Kontras pada medio Juli 2021 hingga Juni 2022, terdapat berbagai ekspresi kekecewaan warga terhadap institusi ini.
"Sehingga muncul berbagai hashtag #percumalaporpolisi, #satuharisatuoknum, dan juga berbagai hashtag lainnya," kata Kepala Divisi Hukum Kontras Andy Muhammad Rizaldy saat konferensi pers, Kamis (30/6/2022).
Salah satu kekecewaan masyarakat terhadap polisi yakni pada saat institusi penegak hukum itu menangani kasus kekerasan seksual terhadap tiga anak di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Kontras: Ada 45 Tindakan Represif Polisi Saat Aksi Massa, Mayoritas Korban Mahasiswa
Kasus itu ditangani di tingkat polres dan sempat dihentikan. Hal itu kemudian menimbulkan kritik tajam di tengah masyarakat dan viral di media sosial.
Polri pun sempat resisten terhadap kritik ini. Namun, setelah kabar tersebut kian viral, polisi kemudian membuka kembali kasus itu.
“Sempat terbentuk suatu persepsi bahwa polisi hanya akan meneruskan kasus apabila viral terlebih dahulu sehingga muncul tagar #NoViralNoJustice dan #ViralForJustice di media sosial,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, tagar #PercumaLaporPolisi sempat menggema di lini masa Twitter pada Rabu (8/10/2021), bersamaan dengan viralnya berita kasus pemerkosaan di Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang prosesnya dihentikan polisi.
Tagar tersebut muncul lantaran masyarakat kesal dengan kinerja polisi yang tak bersungguh-sungguh dalam memproses kasus yang dilaporkan masyarakat itu.
Baca juga: Kontras: Ada Pola Baru, Polisi Jadi Pelayan Investor
Bersamaan dengan tagar itu pula, masyarakat banyak menceritakan pengalamannya di media sosial saat membuat laporan ke polisi namun tidak ditindaklanjuti dengan berbagai alasan.
Tagar #PercumaLaporPolisi tetap bertahan di hari-hari berkutnya seiring dengan ketidakadilan yang dirasakan masyarakat saat berurusan dengan polisi.
Adapun kasus-kasus yang menunjukkan ketidakadilan tersebut di antaranya ialah seorang pedagang pasar yang menjadi tersangka setelah dipalak preman dan seorang kakek yang ditahan karena membacok pencuri yang mencoba menyetrumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.