Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI Denny JA: Gerindra Berpotensi Memenangi Pemilu bila Puan Hanya Jadi Cawapres

Kompas.com - 14/06/2022, 16:53 WIB
Mutia Fauzia,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - LSI Denny JA mengungkapkan, bila Ketua DPR RI Puan Maharani maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024 maka akan membuka peluang bagi Partai Gerindra untuk mengalahkan PDI Perjuangan (PDI-P) pada putaran pemilu legislatif.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa menjelaskan, Puan masih belum cukup meyakinkan untuk bisa maju sebagai calon presiden dari PDI-P, meski dirinya merupakan keturunan dari trah Soekarno. Pasalnya, berdasarkan survei LSI Denny JA, elektabilitas Puan hanya sebesar 2 persen.

"Jika Mbak Puan hanya sebagai cawapres dan capresnya dari partai lain, misalnya Pak Prabowo, PDI-P memberi peluang emas bagi Gerindra untuk mengalahkan PDI-P di Pemilu 2024 yang akan datang," ujar Ardian dalam konferensi pers yang diadakan secara daring, Selasa (14/6/2022).

Ia pun menjelaskan, hasil survei menunjukkan, tingkat pengenalan publik terhadap sosok Puan Maharani hanya sebesar 66,8 persen dengan tingkat kesukaan sebesar 53,4 persen.

Baca juga: Survei Charta Politika: Ganjar Kuasai Lumbung Suara Jokowi, Anies Kikis Basis Prabowo

Namun, Ardian menambahkan, perpecahan di internal PDI Perjuangan berpotensi terjadi bila partai berlambang kepala banteng itu memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres dan menang.

"Ganjar jika terpilih jadi ketua umum PDI-P yang tak disukai oleh elite pro trah Soekarno," ucap Ardian.

Ia pun mengungkapkan, berdasarkan hasil survei, tingkat pengenalan publik terhadap Ganjar meski sedikit lebih rendah dari Puan, yakni sebesar 66,4 persen, tetapi tingkat kesukaan publik terhadap Ganjar mencapai 82,1 persen.

Dari sisi elektabilitas, Ganjar pun jauh melampaui Puan di angka 23,5 persen.

Ganjar berada pada posisi kedua setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan elektabilitas mencapai 28,9 persen.

"Sungguhpun Ganjar elektabilitasnya nomor dua, ia juga tidak menguasai partai dan jabatan gubernurnya akan selesai di tahun 2023 pada bulan September," kata Ardian.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Tertinggi dengan 28,9 Persen, Disusul Ganjar dan Anies

Untuk diketahui, survei dilakukan oleh LSI Denny JA pada periode 24 Mei-7 Juni 2022 dengan metode multistage random sampling.

Jumlah responden yang terlibat dalam survei sebanyak 1.200 orang dan margin of error lebih kurang 2,9 persen.

Survei dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com